Wabah STSS di Jepang Capai Hampir 2.500 Kasus, Masyarakat Cemas

- Penulis Berita

Senin, 24 Juni 2024 - 19:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wabah STSS di Jepang

Wabah STSS di Jepang

mediarelasi.id – Infeksi Sindrom Syok Toksik Streptokokus (STSS) kembali menggegerkan Jepang dengan lonjakan kasus yang hampir mencapai 2.500. STSS adalah kondisi serius dan bisa berakibat fatal, disebabkan oleh bakteri kelompok A yang dapat masuk ke aliran darah atau jaringan dalam tubuh.

Jika tidak ditangani segera, infeksi STSS bisa berakibat fatal dalam waktu kurang dari 48 jam. Jepang saat ini tengah berjuang melawan wabah ini, dengan kasus yang meningkat tajam dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat serta pihak berwenang.

Hingga 2 Juni, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan 977 kasus STSS, melampaui rekor sebelumnya pada tahun 2023 yang mencatat 941 infeksi.

Gejala dan Bahaya STSS

Gejala STSS bisa berkembang sangat cepat, dimulai dari demam tinggi, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah, hingga ruam kulit dan kelelahan yang berlebihan. Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan syok yang mengancam jiwa.

Baca juga : Yeo Jin Goo Menyesali Masa Remajanya: Minim Sosialisasi, Hanya Bicara Soal Kerja

Baca Juga:  Bank Dunia Soroti Ancaman Utang di Negara Berkembang di Tengah Ketidakpastian Perdagangan

STSS adalah komplikasi parah yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus Grup A (GAS), khususnya varian Streptococcus Pyogenes. Bakteri ini juga dikenal sebagai penyebab radang tenggorokan. STSS memiliki tingkat kematian yang tinggi, melebihi 30%. Meski jarang terjadi, infeksi ini sangat serius dan dapat menyebabkan kegagalan organ dan kehilangan kesadaran.

Jepang
STSS Jepang

Peningkatan Kasus di Jepang

Menurut laporan The Independent, infeksi GAS di Jepang juga terkait dengan komplikasi serius seperti necrotizing fasciitis, yang dikenal sebagai penyakit “pemakan daging”. Penyakit ini menyebar di dalam lapisan bawah kulit dan menyebabkan kematian jaringan, memerlukan pembedahan darurat, dan bisa berakibat fatal.

Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan bahwa hingga 2 Juni, ada 977 kasus STSS, melebihi rekor 2023 dengan 941 infeksi. Dari Januari hingga Maret, 77 orang meninggal akibat infeksi ini. Para ilmuwan memprediksi bahwa kasus tahun ini bisa mencapai 2.500.

Pencegahan dan Tindakan Medis

Pada kasus berat, pasien biasanya perlu dirawat inap dan diberikan obat-obatan untuk mengatasi infeksi bakteri. Untuk mencegah infeksi Streptococcus, ada beberapa langkah penting yang dapat diambil:

Baca Juga:  Mengapa Cincin Paus Dihancurkan Setelah Wafat? Ini Penjelasannya

Menjaga Pola Hidup Sehat: Konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Cuci Tangan Teratur: Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menggunakan hand sanitizer saat tidak ada sabun dan air, sangat penting untuk mencegah penyebaran bakteri.
Menggunakan Masker: Saat batuk, bersin, atau gejala penyakit saluran napas lainnya, menggunakan masker dapat mencegah penyebaran bakteri.
Perawatan Luka yang Tepat: Membersihkan luka dengan antiseptik dan menutupnya dengan perban steril membantu mencegah infeksi.
Pemeriksaan Rutin untuk Ibu Hamil: Deteksi dini infeksi Group B Streptococcus (GBS) melalui pemeriksaan rutin dapat mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Dengan meningkatnya kasus STSS di Jepang, penting bagi masyarakat untuk waspada dan menerapkan langkah-langkah pencegahan agar wabah ini bisa segera diatasi.

Berita Terkait

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru
Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel
Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea
Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad
Kerusuhan di Los Angeles, Wali Kota Terapkan Jam Malam Akibat Protes Kebijakan Imigrasi Trump
Hamas Ragukan Seriusnya Ajakan Gencatan Senjata Israel dan AS
PBB di Ambang Perombakan Besar: Pemangkasan Anggaran, Ribuan Pegawai Terancam
Berita ini 5 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:20 WIB

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Senin, 16 Juni 2025 - 12:49 WIB

Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:16 WIB

Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea

Sabtu, 14 Juni 2025 - 18:16 WIB

Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB