Wabah STSS di Jepang Capai Hampir 2.500 Kasus, Masyarakat Cemas

Jepang

mediarelasi.id – Infeksi Sindrom Syok Toksik Streptokokus (STSS) kembali menggegerkan Jepang dengan lonjakan kasus yang hampir mencapai 2.500. STSS adalah kondisi serius dan bisa berakibat fatal, disebabkan oleh bakteri kelompok A yang dapat masuk ke aliran darah atau jaringan dalam tubuh.

Jika tidak ditangani segera, infeksi STSS bisa berakibat fatal dalam waktu kurang dari 48 jam. Jepang saat ini tengah berjuang melawan wabah ini, dengan kasus yang meningkat tajam dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat serta pihak berwenang.

Hingga 2 Juni, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan 977 kasus STSS, melampaui rekor sebelumnya pada tahun 2023 yang mencatat 941 infeksi.

Gejala dan Bahaya STSS

Gejala STSS bisa berkembang sangat cepat, dimulai dari demam tinggi, nyeri otot dan sendi, mual dan muntah, hingga ruam kulit dan kelelahan yang berlebihan. Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan syok yang mengancam jiwa.

Baca juga : Yeo Jin Goo Menyesali Masa Remajanya: Minim Sosialisasi, Hanya Bicara Soal Kerja

STSS adalah komplikasi parah yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus Grup A (GAS), khususnya varian Streptococcus Pyogenes. Bakteri ini juga dikenal sebagai penyebab radang tenggorokan. STSS memiliki tingkat kematian yang tinggi, melebihi 30%. Meski jarang terjadi, infeksi ini sangat serius dan dapat menyebabkan kegagalan organ dan kehilangan kesadaran.

Jepang
STSS Jepang

Peningkatan Kasus di Jepang

Menurut laporan The Independent, infeksi GAS di Jepang juga terkait dengan komplikasi serius seperti necrotizing fasciitis, yang dikenal sebagai penyakit “pemakan daging”. Penyakit ini menyebar di dalam lapisan bawah kulit dan menyebabkan kematian jaringan, memerlukan pembedahan darurat, dan bisa berakibat fatal.

Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan bahwa hingga 2 Juni, ada 977 kasus STSS, melebihi rekor 2023 dengan 941 infeksi. Dari Januari hingga Maret, 77 orang meninggal akibat infeksi ini. Para ilmuwan memprediksi bahwa kasus tahun ini bisa mencapai 2.500.

Pencegahan dan Tindakan Medis

Pada kasus berat, pasien biasanya perlu dirawat inap dan diberikan obat-obatan untuk mengatasi infeksi bakteri. Untuk mencegah infeksi Streptococcus, ada beberapa langkah penting yang dapat diambil:

Menjaga Pola Hidup Sehat: Konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Cuci Tangan Teratur: Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menggunakan hand sanitizer saat tidak ada sabun dan air, sangat penting untuk mencegah penyebaran bakteri.
Menggunakan Masker: Saat batuk, bersin, atau gejala penyakit saluran napas lainnya, menggunakan masker dapat mencegah penyebaran bakteri.
Perawatan Luka yang Tepat: Membersihkan luka dengan antiseptik dan menutupnya dengan perban steril membantu mencegah infeksi.
Pemeriksaan Rutin untuk Ibu Hamil: Deteksi dini infeksi Group B Streptococcus (GBS) melalui pemeriksaan rutin dapat mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Dengan meningkatnya kasus STSS di Jepang, penting bagi masyarakat untuk waspada dan menerapkan langkah-langkah pencegahan agar wabah ini bisa segera diatasi.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *