Ulat Kecil Solusi Sampah Plastik

- Penulis Berita

Rabu, 13 November 2024 - 20:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ulat kecil

Ulat kecil

mediarelasi.idPara ilmuwan mungkin telah menemukan senjata tak terduga dalam mengatasi sampah plastik: seekor ulat kecil.

Peneliti mendapati bahwa larva kumbang dari genus Alphitobius, yang berasal dari Afrika namun kini tersebar luas, ternyata bisa mengonsumsi dan merusak plastik.

Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa meskipun Afrika hanya menyumbang 5% dari polusi plastik global, benua ini merupakan kawasan kedua paling tercemar plastik di dunia.

Dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports pada 12 September, ditemukan bahwa ulat ini mampu mencerna polistirena—jenis plastik yang banyak ditemukan di kemasan makanan dan styrofoam. Para peneliti menduga ulat ini mungkin adalah subspesies baru yang belum teridentifikasi.

Baca Juga:  Faktor Penyebab Pesawat Gagal Mendarat Berdasarkan Kasus Kecelakaan Nyata

Temuan ini menambah daftar spesies ulat yang diketahui bisa mencerna plastik. “Ini adalah pertama kalinya ulat asli Afrika terbukti memiliki kemampuan unik ini,” jelas Fathiya Khamis, ilmuwan dari International Centre of Insect Physiology and Ecology (ICIPE) di Kenya.

Larva ini diketahui mengonsumsi hampir 50% polistirena yang diberikan, dan tingkat efisiensinya meningkat ketika polistirena dicampur dengan bahan organik seperti dedak.

Ternyata, kemampuan ini didukung oleh mikroba dalam usus mereka, termasuk bakteri dari genus Kluyvera, Lactococcus, dan Klebsiella, yang memecah plastik menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga aman dicerna oleh ulat tersebut.

Para peneliti percaya bahwa enzim yang dihasilkan bakteri ini memegang kunci untuk menguraikan plastik. Mereka juga menyarankan, memperbanyak bakteri atau enzim ini dalam ulat berpotensi meningkatkan efisiensi penguraian plastik tanpa membahayakan ulat itu sendiri.

Baca Juga:  Sprint Asia Dorong Loyalitas Pelanggan yang Berkelanjutan di Loyalty Summit 2025

“Langkah ke depan mungkin adalah mengisolasi bakteri dan enzim pengurai plastik ini, dan menggunakannya untuk mendaur ulang sampah plastik,” tambah para peneliti.

Riset ini juga membuka peluang untuk mengubah plastik menjadi protein serangga bernilai tinggi yang bisa digunakan sebagai pakan ternak.

“Selanjutnya, kami akan meneliti lebih dalam mekanisme bakteri pengurai plastik ini, apakah bakteri tersebut bagian dari tubuh ulat atau strategi pertahanan yang muncul setelah ulat kecil memakan plastik,” kata Evalyne Ndotono, ilmuwan dan salah satu penulis studi ini di ICIPE.

Berita Terkait

Sunway Medical Centre Perluas Layanan untuk Pasien Indonesia dengan Kantor Penghubung di Jakarta
Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN
Disiksa Berjam-jam! Begini Ketatnya Uji Ketahanan iPhone di Lab Apple
Dukung Industri Baterai dan Kendaraan Listrik, SPSL Perkuat Layanan Logistik Terintegrasi
Menkomdigi Tegaskan Pentingnya Ruang Siber dalam Menjaga Kedaulatan Bangsa
Suzuki Perkenalkan Fronx, SUV Ringkas Hybrid dengan Fitur Keamanan Lengkap
Sprint Asia Dorong Loyalitas Pelanggan yang Berkelanjutan di Loyalty Summit 2025
Kenapa Banyak Pesawat Berwarna Putih? Ini 5 Alasan Utamanya
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:04 WIB

Sunway Medical Centre Perluas Layanan untuk Pasien Indonesia dengan Kantor Penghubung di Jakarta

Kamis, 26 Juni 2025 - 13:47 WIB

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Senin, 16 Juni 2025 - 13:08 WIB

Disiksa Berjam-jam! Begini Ketatnya Uji Ketahanan iPhone di Lab Apple

Sabtu, 14 Juni 2025 - 17:45 WIB

Dukung Industri Baterai dan Kendaraan Listrik, SPSL Perkuat Layanan Logistik Terintegrasi

Jumat, 30 Mei 2025 - 08:31 WIB

Menkomdigi Tegaskan Pentingnya Ruang Siber dalam Menjaga Kedaulatan Bangsa

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB