UEFA Bakar Bara Kontroversi: Felix Zwayer Dipilih Pimpin Final Liga Europa Tottenham vs Manchester United

Felix Zwayer

mediarelasi.idUEFA kembali mengundang badai dengan keputusan terbarunya: menunjuk Felix Zwayer, wasit asal Jerman yang namanya tak pernah jauh dari kontroversi, untuk memimpin partai puncak Liga Europa antara Tottenham Hotspur dan Manchester United di San Mames, Bilbao, pada 22 Mei 2025.

“Dia akan didampingi oleh asisten Robert Kempter dan Christian Dietz. Ini akan menjadi laga ke-11 Zwayer di kompetisi Eropa musim ini,” bunyi pernyataan resmi UEFA. Tak cukup sampai di situ, final ini juga menjadi yang kedua dalam kariernya di ajang UEFA, setelah sebelumnya dipercaya di laga final Nations League 2023 antara Kroasia dan Spanyol.

Namun, di balik statistik dan catatan prestasi itu, bayang-bayang masa lalu Felix Zwayer kembali menghantui. Ia bukan sekadar nama di daftar wasit elite Eropa, tapi juga simbol dari luka lama yang belum sepenuhnya sembuh di dunia sepak bola.

Luka Lama yang Belum Sembuh

Pada 2005, karier Zwayer terguncang setelah terbukti menerima suap 300 euro dari wasit Robert Hoyzer untuk memengaruhi hasil laga antara Wuppertaler SV dan Werder Bremen Amateure. Saat itu, Zwayer bertugas sebagai asisten wasit. Meski hanya dihukum larangan enam bulan memimpin pertandingan—hukuman yang sempat disimpan rapat-rapat oleh DFB—kasus itu terus menghantui rekam jejaknya.

Ia memang berhasil kembali membangun reputasinya, bahkan memimpin laga-laga besar di Bundesliga, Liga Champions, dan Euro. Namun, setiap keputusan penting yang ia buat selalu disorot dengan kacamata skeptis. Kasus paling mencolok terjadi pada Der Klassiker 2021, saat Borussia Dortmund melawan Bayern Munchen. Jude Bellingham secara terbuka mempertanyakan integritas Zwayer pasca-laga, menyulut kembali diskusi panas soal kelayakannya.

Ketegangan Menjelang Final

Kekhawatiran mulai terasa di kalangan fans Tottenham dan Manchester United. Di tengah harapan tinggi untuk menebus musim yang mengecewakan di Liga Inggris, mereka harus menghadapi final penting yang dipimpin oleh wasit yang masa lalunya penuh tanda tanya.

Meskipun laga terakhir yang dipimpin Zwayer—semifinal Liga Champions antara PSG dan Arsenal—berjalan tanpa polemik berarti, itu tak cukup meredakan keresahan. Banyak yang merasa UEFA sedang bermain-main dengan bara api, mempertaruhkan kredibilitas final demi alasan yang sulit dipahami.

Apalagi, Zwayer juga memicu kontroversi dalam semifinal Euro 2024 antara Inggris dan Belanda. Keputusan memberikan penalti kontroversial kepada Inggris menjadi bahan perdebatan. Kapten Belanda, Virgil van Dijk, bahkan mengaku kecewa berat dengan sikap Zwayer usai laga, “Dia langsung menghilang ke lorong. Tidak memberi kesempatan berjabat tangan. Itu sudah cukup menjelaskan segalanya.”

Antara Reputasi dan Risiko

Apakah UEFA sedang menguji batas toleransi publik terhadap kontroversi? Ataukah ini hanya soal kepercayaan bahwa masa lalu bisa ditebus dengan performa?

Apa pun alasannya, satu hal pasti: Final Liga Europa 2025 tak hanya akan mempertemukan dua tim raksasa Premier League, tetapi juga menguji sejauh mana publik masih bersedia memberi kesempatan kedua pada wasit yang pernah terjatuh—dan kini kembali berdiri di tengah sorotan paling tajam.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *