Trump Tunda Pemberlakuan Tarif, IHSG Tutup dengan Kenaikan Stabil

IHSG

mediarelasi.idIHSG mencatatkan penguatan signifikan pada Kamis sore, seiring pasar menyambut baik keputusan Amerika Serikat untuk menunda pemberlakuan tarif baru terhadap mitra dagang. Langkah tersebut mendapat respons positif dari investor, mendorong indeks pasar modal Indonesia menguat.

Pada Kamis (6/3/2025), IHSG naik 86,45 poin atau sekitar 1,32 persen, mencapai level 6.617,85. Sementara itu, Indeks LQ45 juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan 6,24 poin atau 0,84 persen, berakhir di angka 753,49.

Menurut laporan dari Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia, Gedung Putih menyatakan bahwa tarif mobil untuk Meksiko dan Kanada akan ditunda selama sebulan. Setelah berunding dengan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, seorang juru bicara Gedung Putih menyebutkan bahwa Presiden Donald Trump siap mempertimbangkan pengecualian tarif tambahan jika diperlukan.

Di tengah dinamika ini, data makroekonomi dari ADP Employment Report menambah kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi AS. Laporan tersebut menunjukkan bahwa sektor swasta di AS hanya menambah 77.000 pekerjaan pada Februari 2025, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 140.000 dan penambahan 186.000 pada Januari 2025.

IHSG

Data ini, bersama dengan rencana tarif yang kontroversial, semakin memperkeruh prospek ekonomi AS, yang dalam beberapa pekan terakhir juga menunjukkan penurunan dalam belanja konsumen, penjualan ritel, aktivitas manufaktur, dan belanja konstruksi, sementara pasar perumahan tetap lesu.

Selama sesi perdagangan, IHSG konsisten berada di zona penguatan, baik pada sesi pertama maupun kedua.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor tercatat menguat, dengan sektor teknologi memimpin kenaikan sebesar 5,78 persen, diikuti oleh sektor industri dan barang baku masing-masing naik 3,14 persen dan 2,21 persen. Hanya sektor kesehatan yang mencatat penurunan tipis sebesar 0,09 persen.

Di antara saham-saham yang mengalami performa terbaik terdapat IMJS, BRRC, ECII, ASPI, dan INPC. Sebaliknya, saham FORU, PGUN, LMPI, JGLE, dan RICY mengalami penurunan. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.057.000 transaksi dengan volume perdagangan mencapai 15,40 miliar lembar saham yang bernilai Rp12,31 triliun. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 433 saham mengalami kenaikan, 194 saham turun, dan 328 saham tetap tidak bergerak nilainya.

Langkah penundaan tarif oleh AS menjadi salah satu faktor kunci yang menggerakkan optimisme pasar, meskipun data ekonomi AS yang melemah memberikan sinyal adanya potensi perlambatan pertumbuhan di kuartal I-2025. Dengan demikian, para pelaku pasar berharap stabilitas kebijakan ini dapat meredam ketidakpastian di tengah dinamika ekonomi global.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *