Tokopedia Dikabarkan Lakukan PHK Massal, Apa Dampaknya Setelah Bergabung dengan TikTok Shop?

- Penulis Berita

Selasa, 18 Juni 2024 - 12:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tokopedia Dikabarkan Lakukan PHK Massal, Apa Dampaknya Setelah Bergabung dengan TikTok Shop?

Tokopedia Dikabarkan Lakukan PHK Massal, Apa Dampaknya Setelah Bergabung dengan TikTok Shop?

mediarelasi.id – SMESCO Indonesia menanggapi kabar tentang rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang akan dilakukan oleh Tokopedia terhadap ratusan karyawannya. Direktur Utama SMESCO, Wientor Rah Mada, menyatakan bahwa kekhawatirannya selama ini akhirnya terbukti.

Setelah Tokopedia diakuisisi oleh raksasa teknologi asal Tiongkok, ByteDance—pemilik TikTok, lembaga yang berfokus pada akses pasar bagi pelaku UMKM ini memperingatkan bahwa langkah berikutnya mungkin adalah masuknya pekerja asing ke e-commerce tersebut.

“Pemecatan terhadap 450 karyawan lokal ini semakin menegaskan bahwa Tokopedia tidak berpihak pada sumber daya lokal. Hal ini perlu dipertanyakan kepada direksi baru Goto tentang komitmen mereka terhadap sumber daya lokal Indonesia, baik UMKM maupun karyawan,” kata Wientor pada Selasa (18/6).

Baca Juga:  Pemerintah Siapkan Tambahan Kapasitas Listrik 68 GW

Wientor menegaskan bahwa sejak awal dia sudah mengkritik akuisisi Tokopedia oleh TikTok. Salah satu kritiknya adalah terkait pelanggaran Permendag 31/2023 yang membiarkan penguasaan trafik pada satu platform (gabungan media sosial dan e-commerce).

Dalam Permendag 31/2023 dijelaskan bahwa demi menjaga persaingan usaha yang sehat, PPMSE (platform e-commerce) wajib memastikan tidak adanya interkoneksi dengan platform lain, seperti media sosial.

Baca Juga:  12,05 Juta Wajib Pajak Laporkan SPT, DJP Beri Perpanjangan Waktu

“Ketika pihak asing menguasai 75,01% saham di Tokopedia, mereka memiliki kendali penuh, termasuk keputusan PHK massal ini. Ini mungkin hanya awal dari perubahan besar yang akan terjadi,” ujar Wientor.

“Saya sangat khawatir dengan masuknya pekerja asing. Sebagai platform digital, pekerjaan bisa dilakukan secara remote dari Tiongkok tanpa perlu kehadiran fisik di Indonesia. Namun, ini tetap berarti terjadi pengalihan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh SDM Indonesia kepada SDM luar,” lanjut Wientor.

Berita Terkait

Lemhannas Analisis Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Ketahanan Nasional dan Ekonomi RI
MBG Mentah Saat Libur Sekolah Belum Ada Keputusan Resmi
TNI AL Amankan Upaya Penyelundupan Puluhan Ribu Benih Lobster di Sumbawa
RUPST 2025: Lippo Karawaci Umumkan Direksi dan Komisaris Baru, Catat Kinerja Positif di 2024
Ketegangan Iran-Israel Bayangi Pasar, Sektor Energi dan Emas Jadi Sorotan
Rosan Roeslani: Investasi Diproyeksikan Jadi Lokomotif Baru Ekonomi Nasional
Prabowo dan Presiden AS Trump Gelar Pembicaraan Lewat Telepon, Bahas Kerja Sama dan Stabilitas Global
Jemaah Haji Indonesia Tuai Apresiasi Internasional atas Ketertiban dan Disiplin
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 13:44 WIB

Lemhannas Analisis Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Ketahanan Nasional dan Ekonomi RI

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:37 WIB

MBG Mentah Saat Libur Sekolah Belum Ada Keputusan Resmi

Rabu, 18 Juni 2025 - 09:31 WIB

TNI AL Amankan Upaya Penyelundupan Puluhan Ribu Benih Lobster di Sumbawa

Senin, 16 Juni 2025 - 13:14 WIB

RUPST 2025: Lippo Karawaci Umumkan Direksi dan Komisaris Baru, Catat Kinerja Positif di 2024

Senin, 16 Juni 2025 - 12:44 WIB

Ketegangan Iran-Israel Bayangi Pasar, Sektor Energi dan Emas Jadi Sorotan

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB