mediarelasi.id – Pembicaraan telepon selama dua jam antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, Senin (19/5/2025), menimbulkan kekecewaan besar di kalangan Ukraina dan sekutu Barat.
Awalnya, Trump sempat menyuarakan dukungan untuk gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari, yang dianggap sebagai langkah awal menuju perdamaian di Ukraina. Namun setelah percakapan intens dengan Putin, Trump menarik dukungan tersebut dan justru mengubah sikapnya secara drastis.
Kini, Trump beralih dari ancaman sanksi ketat kepada Rusia ke opsi kemitraan ekonomi dengan Moskow jika konflik berhenti. Perubahan ini dinilai menguntungkan Rusia dan melemahkan posisi tawar Ukraina di panggung diplomasi.
Sejumlah diplomat Eropa mengaku terkejut atas perubahan sikap Trump yang berbeda dengan kesepakatan pra-panggilan telepon dengan Uni Eropa. “Dia tampak mengabaikan seluruh strategi yang sudah dirumuskan bersama kami,” ujar seorang pejabat Eropa anonim kepada Reuters, Rabu (21/5/2025).
“Sulit untuk mempercayainya lebih dari sehari. Sikapnya memperlihatkan ketidakpedulian terhadap nasib Ukraina,” tambahnya.
Langkah Trump ini menimbulkan kekhawatiran baru tentang masa depan upaya perdamaian, sekaligus menempatkan Ukraina dan sekutu Eropa dalam posisi yang makin sulit menghadapi agresi Rusia.