Strategi Inovatif Gubernur Pramono Atasi Banjir Jakarta

mediarelasi.id – Sejak Selasa dinihari, 4 Maret 2025, sejumlah wilayah di Jakarta kembali terendam banjir akibat meluapnya sungai dan curah hujan tinggi. Situasi ini menuntut respons cepat dari Gubernur Jakarta, Pramono Anung, yang langsung mengerahkan berbagai langkah taktis untuk menangani dampak banjir bagi warganya.
1. Kampung Siaga Bencana dan Dapur Umum
Gubernur Pramono bergerak cepat dengan mengaktifkan Kampung Siaga Bencana sebagai upaya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam membantu korban banjir. Langkah ini bertujuan memastikan warga yang terdampak tetap mendapatkan bantuan, terutama di tengah bulan Ramadan.
“Kami sudah memutuskan untuk mengaktifkan Kampung Siaga Bencana, yang bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kebutuhan warga terpenuhi, termasuk saat sahur dan berbuka puasa,” ujar Pramono saat meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan.
Selain itu, dapur umum segera dioperasikan oleh Dinas Sosial Jakarta untuk menjamin pasokan makanan bagi warga terdampak. “Saya telah meminta agar dapur umum diaktifkan di berbagai titik agar bantuan tersalurkan dengan cepat,” tambahnya.
2. Optimalisasi Pintu Air dan Pompa Banjir
Dalam upaya mengurangi genangan, Pramono menginstruksikan pembukaan beberapa pintu air strategis agar aliran air lebih terkendali. Fokus utama diarahkan ke kawasan yang mengalami peningkatan debit air tinggi, seperti Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
“Saya sudah meminta beberapa pintu air dibuka agar beban aliran tidak hanya tertuju ke wilayah timur, terutama Ciliwung yang saat ini mengalami tekanan tinggi,” jelasnya.
Tak hanya itu, Pramono juga memastikan optimalisasi pompa air dilakukan secara maksimal. Dari total 500 pompa yang tersedia, dirinya menginstruksikan agar seluruhnya beroperasi penuh guna mempercepat aliran air menuju laut.
3. Modifikasi Cuaca dan Kerja Sama Antarwilayah
Gubernur Pramono turut menginisiasi operasi modifikasi cuaca yang dijalankan oleh BPBD Jakarta. Langkah ini bertujuan untuk mengalihkan hujan ke laut, mengurangi potensi hujan deras di Jakarta, serta meminimalisir dampak air kiriman dari Bogor.
“Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD untuk segera melaksanakan modifikasi cuaca karena lebih dari 90% banjir di Jakarta kali ini disebabkan oleh air kiriman, bukan curah hujan lokal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pramono menegaskan pentingnya kerja sama dengan daerah-daerah penyangga seperti Bekasi dan Bogor. Ia menegaskan bahwa solusi jangka panjang tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus melibatkan berbagai pihak terkait.
“Kami tidak ingin saling menyalahkan, ini adalah tanggung jawab bersama. Saya siap berdiskusi dengan gubernur, bupati, dan wali kota dari daerah-daerah terdampak untuk mencari solusi berkelanjutan,” tegasnya.
Membangun Solusi Jangka Panjang
Menanggapi banjir yang melanda Jakarta di awal masa kepemimpinannya, Pramono menegaskan bahwa kejadian ini akan dijadikan pelajaran untuk menyusun strategi penanganan yang lebih komprehensif. Ia berjanji untuk mengoptimalkan proyek sodetan, pengerukan sungai, serta menyesuaikan pembangunan sumur resapan agar lebih efektif.
“Kami akan memastikan bahwa penanganan banjir tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga mencakup langkah jangka menengah dan panjang untuk mengurangi risiko di masa depan,” pungkasnya.
Responses