Skandal di RSHS Jadi Alarm Nasional, Kemenkes Dorong Reformasi Sistem Pengawasan

- Penulis Berita

Senin, 21 April 2025 - 14:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Skandal di RSHS Jadi Alarm Nasional, Kemenkes Dorong Reformasi Sistem Pengawasan

Skandal di RSHS Jadi Alarm Nasional, Kemenkes Dorong Reformasi Sistem Pengawasan

mediarelasi.idKasus kekerasan seksual di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, mengguncang dunia medis tanah air. Pelakunya, seorang dokter residen anestesi, memanfaatkan celah keamanan di rumah sakit untuk melakukan aksi bejatnya — dan kini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turun tangan, menabuh genderang peringatan keras: sistem pengawasan di rumah sakit harus dibenahi total.

Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan, Azhar Jaya, tak menutupi kekhawatirannya. Dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes, Senin (21/4/2025), ia mengungkap bahwa insiden tersebut terjadi di ruangan kosong yang semestinya steril dari akses publik. “Ini bukti nyata lemahnya pengamanan. Ruang tak terpakai harusnya disegel, dikunci, dan di luar jangkauan siapa pun. Itu SOP dasar,” tegasnya.

Baca Juga:  16 Agustus, Peristiwa Rengasdengklok: Titik Balik Menuju Proklamasi Kemerdekaan

Namun bukan hanya ruang kosong yang jadi masalah. Pelaku dilaporkan menggunakan obat bius dari sisa persediaan yang tidak tercatat — memperlihatkan lubang besar dalam kontrol logistik obat di fasilitas medis. Azhar menyebut perlunya revisi menyeluruh pada protokol distribusi obat agar celah penyalahgunaan bisa tertutup rapat.

Lebih lanjut, perhatian juga tertuju pada praktik bebas tenaga medis muda, seperti residen dan koasisten, yang kerap diberi tanggung jawab membawa obat dan spesimen laboratorium. “Tugas ini bukan bagian dari porsi pendidikan mereka. Membiarkan hal seperti ini terus berlangsung adalah kesalahan sistemik,” ujar Azhar. Ia menambahkan bahwa pengawasan akan diperketat dan standar operasional diperbarui, tak hanya di RSHS, tapi di seluruh rumah sakit pendidikan.

Baca Juga:  Wamen Sosial Soroti Ketergantungan Warga pada Bansos: Banyak yang Enggan Mandiri

Kemenkes juga mengungkap data mencengangkan: sejak Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dijalankan, tercatat 2.621 laporan perundungan masuk ke kementerian, dan 620 di antaranya telah terverifikasi sebagai kasus bullying. Ironisnya, 363 kasus tersebut berasal dari rumah sakit milik Kemenkes sendiri.

Skandal ini bukan sekadar insiden tragis — tapi juga cermin dari betapa sistem yang seharusnya mendidik dan melindungi, malah bisa membiarkan kekerasan terjadi dalam diam. Kemenkes kini menghadapi tantangan besar: membongkar pola lama dan menciptakan ekosistem rumah sakit yang aman, profesional, dan manusiawi.

Berita Terkait

Legislator: Produk Impor Ilegal Jadi Ancaman Serius bagi UMKM
Indonesia Lanjutkan Pembicaraan Terkait Tarif Impor AS di Era Trump
Lemhannas Analisis Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Ketahanan Nasional dan Ekonomi RI
MBG Mentah Saat Libur Sekolah Belum Ada Keputusan Resmi
TNI AL Amankan Upaya Penyelundupan Puluhan Ribu Benih Lobster di Sumbawa
RUPST 2025: Lippo Karawaci Umumkan Direksi dan Komisaris Baru, Catat Kinerja Positif di 2024
Ketegangan Iran-Israel Bayangi Pasar, Sektor Energi dan Emas Jadi Sorotan
Rosan Roeslani: Investasi Diproyeksikan Jadi Lokomotif Baru Ekonomi Nasional
Berita ini 8 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 6 Agustus 2025 - 16:26 WIB

Legislator: Produk Impor Ilegal Jadi Ancaman Serius bagi UMKM

Selasa, 8 Juli 2025 - 14:30 WIB

Indonesia Lanjutkan Pembicaraan Terkait Tarif Impor AS di Era Trump

Kamis, 26 Juni 2025 - 13:44 WIB

Lemhannas Analisis Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Ketahanan Nasional dan Ekonomi RI

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:37 WIB

MBG Mentah Saat Libur Sekolah Belum Ada Keputusan Resmi

Rabu, 18 Juni 2025 - 09:31 WIB

TNI AL Amankan Upaya Penyelundupan Puluhan Ribu Benih Lobster di Sumbawa

Berita Terbaru