Siapa Sebenarnya Bashar Masri, Miliarder Palestina-Amerika yang Dikaitkan dengan Serangan Hamas 7 Oktober?

- Penulis Berita

Kamis, 10 April 2025 - 09:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bashar Masri

Bashar Masri

mediarelasi.idNama Bashar Masri, seorang miliarder Palestina-Amerika, tiba-tiba jadi sorotan setelah dirinya dituding memiliki keterkaitan dengan serangan mematikan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023. Tuduhan ini datang dari keluarga korban warga negara Amerika Serikat yang tewas dalam serangan tersebut dan kini menggugat Masri secara hukum di Washington D.C.

Tragedi itu merenggut hampir 1.200 nyawa warga Israel dan menyebabkan sekitar 240 orang disandera ketika Hamas melancarkan serangan besar-besaran dari Jalur Gaza.

Gugatan yang diajukan pada Senin, 7 April, menuduh bahwa Masri—melalui sejumlah perusahaan miliknya—turut berperan dalam mendukung Hamas secara tidak langsung dengan menyediakan infrastruktur yang digunakan dalam operasi militer kelompok tersebut.

Masri disebut memiliki jaringan bisnis yang beroperasi di Gaza, seperti Palestine Development & Investment Company (PADICO), Palestine Real Estate Investment Company (PRICO), dan Palestinian Industrial Estate Development Company (PIEDCO). Melalui entitas ini, ia dituding memfasilitasi pembangunan fasilitas-fasilitas strategis seperti terowongan bawah tanah, tempat peluncuran roket, dan pusat pembangkit listrik yang konon digunakan Hamas dalam operasi militernya.

Tidak hanya itu, gugatan juga menyebut bahwa sebagian dari pembangunan tersebut dibiayai oleh dana dari USAID dan International Finance Corporation (IFC)—lembaga yang berada di bawah naungan Bank Dunia.

Baca Juga:  Hamas Tolak Tawaran Israel, Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Kian Buntu

Dalam dokumen gugatan, disebutkan:

“Properti-properti yang dikembangkan Masri terlihat sah di permukaan, namun nyatanya digunakan sebagai kedok untuk aktivitas Hamas seperti menyembunyikan terowongan serangan, meluncurkan roket ke Israel, hingga menjadi tempat pelatihan militer dan persembunyian para pemimpinnya.”

Bahkan disebutkan, tak lama sebelum serangan terjadi, Masri mengangkat seorang individu yang disebut memiliki hubungan erat dengan Hamas sebagai ketua dari PIEDCO.

Jejak Masri dan Keterlibatannya dalam Dunia Internasional

Terlepas dari tuduhan tersebut, Bashar Masri dikenal sebagai tokoh berpengaruh yang tinggal di kawasan elite Washington D.C., dekat dengan mantan presiden Amerika dan tokoh-tokoh penting lainnya. Ia juga merupakan anggota Dean’s Council di Kennedy School of Government, Harvard University, dan aktif dalam berbagai inisiatif investasi di kawasan Timur Tengah.

Salah satu fokus utama dalam gugatan ini adalah Gaza Industrial Estate, kawasan industri yang disebut sebagai “permata mahkota” dalam portofolio bisnis Masri. Lokasi itu diduga kuat menjadi salah satu tempat tersembunyi yang digunakan Hamas untuk membangun jaringan terowongan sebelum serangan 7 Oktober.

Tuduhan lainnya menyebutkan bahwa Masri memanfaatkan hotel-hotel mewah miliknya di Gaza—Blue Beach dan Al Mashtal—sebagai lokasi pertemuan para tokoh Hamas, termasuk Yahya Sinwar, yang disebut-sebut sebagai arsitek serangan tersebut. Sinwar kemudian dilaporkan tewas dalam serangan oleh militer Israel pada Oktober 2024.

“Hotel-hotel tersebut menjadi tempat pertemuan rahasia maupun publik para pemimpin Hamas, bahkan digunakan untuk bersantai dengan fasilitas yang tak bisa diakses oleh mayoritas warga Gaza,” lanjut gugatan.

Reaksi Bashar Masri

Menanggapi tuduhan yang menyudutkannya, Masri membantah dengan tegas. Juru bicara dari kantornya mengatakan kepada The New York Times bahwa pihaknya sama sekali tidak mengetahui adanya gugatan ini sampai diberitakan media.

“Tuduhan ini tidak berdasar. Tidak ada aktivitas ilegal atau keterlibatan dalam kekerasan dan militansi yang pernah dilakukan baik oleh Bashar Masri maupun perusahaan-perusahaan miliknya,” ujar pernyataan tersebut.

Gugatan ini dilayangkan berdasarkan Undang-Undang Antiterorisme AS (ATA), yang telah diamandemen oleh Justice Against Sponsors of Terrorism Act (JASTA), membuka pintu bagi warga AS untuk menggugat siapa pun yang dianggap membantu kelompok teroris.

Baca Juga:  Wafatnya Paus Fransiskus: Perjalanan Seorang Putra Imigran hingga Menjadi Pemimpin Gereja Dunia

Apakah tuduhan ini akan terbukti atau justru berujung pada pembebasan nama Masri dari segala sangkaan? Hanya waktu dan pengadilan yang bisa menjawabnya.

Berita Terkait

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru
Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel
Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea
Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad
Kerusuhan di Los Angeles, Wali Kota Terapkan Jam Malam Akibat Protes Kebijakan Imigrasi Trump
Hamas Ragukan Seriusnya Ajakan Gencatan Senjata Israel dan AS
PBB di Ambang Perombakan Besar: Pemangkasan Anggaran, Ribuan Pegawai Terancam
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:20 WIB

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Senin, 16 Juni 2025 - 12:49 WIB

Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:16 WIB

Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea

Sabtu, 14 Juni 2025 - 18:16 WIB

Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB