Sejarah Panjang Ketegangan India-Pakistan: Dari Perang Terbuka hingga Bayang-Bayang Nuklir

- Penulis Berita

Rabu, 7 Mei 2025 - 10:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

India

India

mediarelasi.id — Konflik India dan Pakistan bukan sekadar rivalitas dua negara bertetangga. Ketegangan yang membara di antara keduanya telah menjadi salah satu konflik geopolitik paling panjang dan kompleks di dunia, melibatkan identitas, agama, wilayah, serta ambisi kekuasaan. Sejak kemerdekaan India dan Pakistan dari Inggris pada 1947, benih konflik telah tumbuh dan berubah menjadi perang terbuka, operasi militer rahasia, dan krisis nuklir.


Pemicu Awal: Pembagian India 1947 dan Masalah Kashmir

Ketegangan bermula dari pembagian India Britania menjadi dua negara: India (mayoritas Hindu) dan Pakistan (mayoritas Muslim). Sengketa langsung terjadi atas wilayah Kashmir, sebuah daerah pegunungan indah di utara India yang dihuni mayoritas Muslim namun bergabung dengan India.

Keputusan Maharaja Kashmir untuk bergabung dengan India pada 1947 memicu Perang India-Pakistan pertama (1947–1948). Perang berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi PBB, menghasilkan pembagian wilayah Kashmir antara India (menguasai dua pertiga) dan Pakistan (sepertiga). Namun, status final Kashmir tetap tak terselesaikan.


Perang dan Perang Lagi

Ketegangan tidak berhenti di sana. Sepanjang sejarah modern, India dan Pakistan telah tiga kali terlibat perang besar:

  • 1947–1948: Perang pertama karena klaim atas Kashmir. Berakhir dengan Line of Control (LoC) sebagai garis demarkasi sementara.
  • 1965: Perang kedua dipicu infiltrasi militan Pakistan ke Kashmir India. Perang ini berakhir imbang dan menguatkan permusuhan.
  • 1971: Perang ketiga bukan soal Kashmir, melainkan kemerdekaan Bangladesh (dulu Pakistan Timur). India mendukung gerakan pembebasan dan memukul mundur Pakistan secara telak, memicu luka nasional yang dalam.
Baca Juga:  Trump Diduga Siapkan "Bongkar Pasang" Diplomatik, 30 Pos Luar Negeri AS Terancam Ditutup

1980–1990-an: Terorisme dan Uji Nuklir

Pada 1980-an hingga 1990-an, India menuduh Pakistan mendukung kelompok militan bersenjata yang melakukan serangan di Kashmir dan wilayah India lainnya. Pakistan membantah, menyebut kelompok itu sebagai pejuang kemerdekaan Kashmir.

Ketegangan memuncak pada 1998, saat kedua negara secara resmi melakukan uji coba nuklir. Dunia gemetar. Kedua negara kini sama-sama memegang senjata pemusnah massal, membuat setiap konflik kecil bisa berujung pada bencana global.


Kargil dan Serangan Mumbai: Luka yang Dalam

Pada 1999, meletus konflik Kargil — pertempuran besar-besaran di wilayah tinggi Kashmir antara tentara India dan infiltrator dari Pakistan. India berhasil merebut kembali wilayah yang sempat dikuasai, namun korban besar jatuh di kedua sisi.

Lalu, pada 2008, serangan teroris di Mumbai menewaskan lebih dari 170 orang. India menuding kelompok Lashkar-e-Taiba yang bermarkas di Pakistan sebagai dalang. Dunia internasional ikut mengecam, namun penyelesaian hukum terhadap pelaku tak kunjung tuntas.


Era Modern: Serangan Balasan dan Perang Informasi

Dalam dekade terakhir, konflik India-Pakistan memasuki fase baru: serangan presisi, perang udara, dan konfrontasi digital. Pada 2019, India melancarkan serangan udara ke Balakot, Pakistan, sebagai balasan atas bom bunuh diri di Kashmir yang menewaskan puluhan tentara. Pakistan membalas dengan menembak jatuh jet tempur India dan menangkap pilotnya — insiden yang nyaris menyulut perang terbuka.

Baca Juga:  Detik-Detik Menuju Habemus Papam: Jadwal Konklaf Paus Terbaru Diumumkan

Ketegangan juga merembet ke media sosial, diplomasi, dan ekonomi. Kedua negara saling memblokir jalur dagang, penerbangan, dan pertukaran budaya.


Kashmir Dicabut Status Istimewanya

Pada Agustus 2019, India secara sepihak mencabut status otonomi khusus Jammu & Kashmir — keputusan yang semakin menyulut kemarahan Pakistan. India memperkuat militer di kawasan itu, membatasi akses internet dan memberlakukan jam malam. Pakistan menuduh India melanggar hak asasi manusia dan menyerukan intervensi internasional.


Bayangan Ancaman Nuklir Tetap Ada

Kini, dengan masing-masing memiliki kekuatan militer besar dan senjata nuklir, konflik India–Pakistan tetap menjadi salah satu titik api paling berbahaya di dunia. Meski ada diplomasi, retorika panas kerap mendominasi. Ancaman nyata selalu mengintai, terutama ketika insiden militer seperti hari ini kembali memanaskan suhu kawasan.


Penutup: Damai yang Tak Pernah Selesai

Konflik India–Pakistan bukan hanya soal tanah dan batas negara. Ini adalah cerita panjang tentang identitas, trauma sejarah, dan kebuntuan politik. Dunia terus berharap: bahwa dua negara besar ini akan menemukan jalan damai, sebelum sejarah kelam kembali berulang dalam bentuk yang lebih mematikan.

Berita Terkait

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru
Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel
Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea
Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad
Kerusuhan di Los Angeles, Wali Kota Terapkan Jam Malam Akibat Protes Kebijakan Imigrasi Trump
Hamas Ragukan Seriusnya Ajakan Gencatan Senjata Israel dan AS
PBB di Ambang Perombakan Besar: Pemangkasan Anggaran, Ribuan Pegawai Terancam
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:20 WIB

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Senin, 16 Juni 2025 - 12:49 WIB

Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:16 WIB

Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea

Sabtu, 14 Juni 2025 - 18:16 WIB

Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB