Rupiah di Ujung Tahun: Stabil atau Terancam?

Rupiah

mediarelasi.idMenjelang pergantian tahun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan penguatan tipis. Di pasar antarbank Jakarta, rupiah tercatat naik 86 poin atau 0,53 persen menjadi Rp16.149 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.235 per dolar AS. Namun, penguatan ini bukan tanpa tantangan.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperingatkan bahwa tekanan terhadap rupiah menjelang akhir tahun tidak dapat dihindari. “Penguatan dolar jelang akhir tahun masih mendominasi, sementara belum ada sentimen positif yang mampu mengimbangi,” ujarnya.

Sentimen Domestik dan Global

Di dalam negeri, pasar menunjukkan kekhawatiran terhadap proyeksi ekonomi Indonesia pada tahun depan. Beberapa faktor, seperti penurunan daya beli masyarakat kelas menengah dan pemberlakuan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen, menjadi isu utama.

Sementara itu, ekonomi AS yang terus menunjukkan daya tahan menambah tekanan. Dengan stabilitas ekonomi yang terjaga, ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) menjadi semakin kecil.

“Program ekonomi Presiden AS terpilih Donald Trump yang berpotensi memicu ketegangan geopolitik dan perang dagang juga membuat dolar semakin diminati sebagai aset aman,” tambah Ariston. Menurutnya, hingga akhir tahun rupiah kemungkinan bertahan di atas Rp16.100 per dolar AS.

Faktor Lain yang Membebani Rupiah

Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar uang lainnya, menambahkan bahwa kebijakan The Fed tetap menjadi penentu utama. “Ada peluang The Fed tidak akan menurunkan suku bunga sebanyak yang diharapkan pada 2025. Bahkan, jika kebijakan Presiden Trump bertentangan dengan kondisi pasar, The Fed bisa menaikkan suku bunga, memperkuat dolar AS,” jelas Ibrahim.

Selain itu, ketegangan geopolitik global memperburuk situasi. Konflik berkepanjangan di Timur Tengah, ketegangan Rusia-Ukraina, serta perlambatan ekonomi China menjadi faktor yang memperkuat posisi dolar AS sebagai safe haven. Ibrahim mencatat, perlambatan ekonomi di China, sebagai mitra dagang utama Indonesia, memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi kawasan Asia.

“Ketika ekonomi China terguncang, dampaknya terasa di Asia dan memengaruhi ekonomi global. Sebagai ekonomi terbesar kedua dunia, kondisi China memiliki pengaruh besar terhadap pasar,” ungkapnya.

Prospek Akhir Tahun

Meskipun rupiah menunjukkan beberapa perbaikan, tantangan domestik dan global masih membayangi. Tekanan dari kebijakan The Fed, dinamika geopolitik, hingga ketidakpastian ekonomi dunia menjadikan perjalanan rupiah menuju 2025 penuh tantangan. Bagi Indonesia, langkah untuk menjaga kestabilan ekonomi akan menjadi kunci dalam menghadapi tekanan ini.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *