Ricuh May Day di Semarang: Enam Aktivis Bertudung Hitam Jadi Tersangka

May Day

mediarelasi.idPerayaan Hari Buruh Internasional di Semarang, Kamis (1/5/2025), berubah menjadi medan kerusuhan. Di balik yel-yel perjuangan dan spanduk tuntutan, kericuhan pecah saat sekelompok massa berpakaian hitam mendadak mengamuk. Polisi pun bergerak cepat, dan dari 14 orang yang diamankan, enam ditetapkan sebagai tersangka utama dalam aksi destruktif tersebut.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M. Syahduddi, menyebut keenam tersangka terlibat aktif dalam aksi kekerasan dan pengrusakan fasilitas umum. Mereka disebut tak hanya berbuat onar, tapi juga menyusun skenario chaos dalam unjuk rasa tersebut.

“Mereka terbagi peran, mulai dari perencana hingga eksekutor lapangan. Ada yang melempar batu, kayu, bahkan membakar fasilitas umum. Mereka juga menyerang petugas yang sedang menjaga keamanan,” ungkap Syahduddi di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (4/5/2025).

Polisi mengungkap, para tersangka adalah bagian dari jaringan anarko. Jejak digital berupa grup WhatsApp bertema anarko menjadi salah satu bukti keterlibatan mereka. Investigasi kini diarahkan pada siapa otak di balik layar yang memprovokasi dan menggerakkan kelompok ini untuk membuat kekacauan.

“Kami tak hanya berhenti pada pelaku lapangan. Penyelidikan akan terus kami dalami, terutama terhadap aktor intelektual yang mendorong aksi kekerasan ini,” tegas Syahduddi.

Aksi damai yang awalnya berlangsung di depan Kantor Gubernur dan DPRD Jateng di Jalan Pahlawan berubah drastis ketika rombongan massa berpakaian serba hitam muncul. Mereka merusak taman, membakar properti, hingga menggunakan benda-benda publik sebagai senjata untuk menyerang aparat.

Kerusakan pagar, taman kota, hingga luka yang diderita sejumlah petugas menjadi bukti bahwa aksi tersebut bukan sekadar luapan emosi, melainkan tindakan terorganisir. Keenam tersangka dijerat Pasal 214 KUHP dan subsider Pasal 170 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

“Ini bukan hanya soal unjuk rasa, ini sudah masuk ke ranah kriminal. Kami berkomitmen menjaga Semarang tetap aman dan terbebas dari tindakan anarkis,” pungkas Syahduddi.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *