Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Terancam Penangkapan

- Penulis Berita

Senin, 30 Desember 2024 - 13:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Terancam Penangkapan

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Terancam Penangkapan

mediarelasi.idKorea Selatan menghadapi gejolak politik besar setelah tim investigasi gabungan mengajukan permintaan surat penangkapan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol. Langkah ini muncul akibat deklarasi darurat militer yang kontroversial pada awal Desember lalu.

Tim penyelidikan ini mencakup Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO), kepolisian, serta unit investigasi Kementerian Pertahanan. Mereka mengajukan permintaan resmi ke Pengadilan Distrik Barat Seoul pada Minggu (29/12) tengah malam.

Yoon, yang telah dimakzulkan oleh parlemen, sebelumnya absen dari tiga panggilan untuk pemeriksaan terkait tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.

Baca Juga:  Sejarah Panjang Ketegangan India-Pakistan: Dari Perang Terbuka hingga Bayang-Bayang Nuklir

Jika surat penangkapan disetujui, Yoon akan menjadi presiden pertama dalam sejarah Korea Selatan yang terancam ditahan saat masih menjabat.

Tuduhan Serius dan Respon Presiden
Investigasi menuduh Yoon memimpin pemberontakan dan melanggar hukum dengan memerintahkan deklarasi darurat militer pada 3 Desember. Ia juga diduga mengerahkan pasukan ke Majelis Nasional untuk mencegah parlemen membatalkan dekrit tersebut.

Namun, Presiden Yoon membantah semua tuduhan. Ia menyebut deklarasi darurat militernya sebagai tindakan sah untuk “mencegah penyalahgunaan kekuasaan legislatif” oleh oposisi.

Baca Juga:  Selama Konklaf, Vatikan Nonaktifkan Sinyal Telekomunikasi di Dalam Negeri

Pengacara Yoon, Yun Gap-geun, mengecam permintaan ini sebagai langkah ilegal dari pihak tanpa kewenangan investigasi.

“Kami akan mengambil langkah hukum yang diperlukan,” tegasnya dalam pernyataan kepada Yonhap News.

Krisis ini semakin memperuncing ketegangan politik di Korea Selatan, yang sudah terbelah oleh konflik antara kubu pemerintahan dan oposisi. Bagaimana hasil dari proses hukum ini akan menentukan arah masa depan politik negeri ginseng.

Berita Terkait

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru
Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel
Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea
Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad
Kerusuhan di Los Angeles, Wali Kota Terapkan Jam Malam Akibat Protes Kebijakan Imigrasi Trump
Hamas Ragukan Seriusnya Ajakan Gencatan Senjata Israel dan AS
PBB di Ambang Perombakan Besar: Pemangkasan Anggaran, Ribuan Pegawai Terancam
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:20 WIB

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Senin, 16 Juni 2025 - 12:49 WIB

Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:16 WIB

Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea

Sabtu, 14 Juni 2025 - 18:16 WIB

Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB