Polemik Karya Yos Suprapto: Lukisan “Konoha” Ditutup Kain Hitam, 3 Lainnya Jadi Perdebatan

- Penulis Berita

Jumat, 20 Desember 2024 - 20:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Polemik Karya Yos Suprapto

Polemik Karya Yos Suprapto

mediarelasi.id – Nama seniman Yogyakarta, Yos Suprapto, menjadi perbincangan setelah pameran tunggalnya bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan di Galeri Nasional Indonesia (GNI) harus tertunda. Pameran yang dijadwalkan dibuka tadi malam pukul 19.00 WIB mendadak dibatalkan hanya 30 menit sebelumnya, dengan alasan “teknis.”

Karya Yos Suprapto yang Jadi Sorotan
Dalam pameran tersebut, lima karya seni Yos menjadi pokok perdebatan. Dua di antaranya, lukisan bertajuk Konoha 1 dan Konoha 2, telah disepakati untuk ditutup dengan kain hitam.

“Saya sudah setuju soal itu,” ujar Yos.

Namun, persoalan memuncak ketika tiga lukisan lain juga diminta untuk diturunkan. Yos menolak keras permintaan itu karena merasa karya-karyanya relevan dengan tema pameran yang mengangkat isu kedaulatan pangan.

Baca Juga:  Bimo Wijayanto Resmi Ditunjuk sebagai Dirjen Pajak oleh Presiden Prabowo

“Lukisan-lukisan itu menggambarkan petani yang memberi makan orang kaya dan anjing-anjing mereka. Kalau dibilang nggak nyambung dengan tema ketahanan pangan, saya jelas tidak setuju,” tegasnya.

Isu Sensitivitas dan Kritik Sosial
Pembatalan pameran ini memunculkan berbagai spekulasi, termasuk anggapan bahwa karya-karya Yos mengandung kritik terhadap penguasa dan kebijakan pangan di Indonesia. Yos tak menampik bahwa seninya mengandung elemen sejarah dan fakta sosial.

“Kita nggak bisa bicara sejarah tanpa menyinggung kebijakan kekuasaan,” ujarnya.

Baca Juga:  Hasan Nasbi Ajukan Pengunduran Diri dari Kepala PCO, Disampaikan Lewat Media Sosial

Ia menjelaskan, karya-karyanya merefleksikan dampak kebijakan pertanian sejak era revolusi hijau yang dimulai pada 1967. Menurutnya, program tersebut membawa konsekuensi besar, termasuk dominasi asing dalam logistik pangan nasional.

“Ini fakta sejarah. Saat itu, kita kehilangan kedaulatan pangan karena kebijakan modal asing,” jelas Yos.

Kejujuran dalam Seni
Yos juga menyebut bahwa dirinya hanya ingin menyampaikan kebenaran melalui seni. Dalam sejumlah karya dan video yang menyertai pameran, ia dengan sengaja menyisipkan elemen figuratif sebagai refleksi keadaan.

“Apa salahnya menyampaikan kejujuran lewat seni? Seni itu kan suara hati dan fakta sejarah,” pungkasnya.

Berita Terkait

Sufmi Dasco, Sosok Tenang di Balik Banyak Solusi Politik
Gibran Blusukan ke Blitar, Ziarah ke Makam Bung Karno Jadi Awal Kunjungan
Lestari Moerdijat: Cagar Budaya Berperan Strategis Bangun Jati Diri dan Kebangsaan
Dinamika Politik Kabinet Prabowo: Antara Loyalitas Koalisi dan Dorongan Reformasi
Rieke Diah Pitaloka Puji Pembatalan Izin Tambang di Raja Ampat dan Tegaskan Pentingnya Perlindungan Pulau Kecil
Program Makan Bergizi Gratis Diminati Warga Bogor, Jaro Ade: Ini Aspirasi Nyata Masyarakat
Iduladha di Pacitan, Ibas dan Aliya Yudhoyono Serahkan Hewan Kurban untuk Warga
Kemenparekraf Dorong Pemanfaatan Kekayaan Intelektual untuk Perkuat Produk Kreatif Lokal
Berita ini 0 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:40 WIB

Sufmi Dasco, Sosok Tenang di Balik Banyak Solusi Politik

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:34 WIB

Gibran Blusukan ke Blitar, Ziarah ke Makam Bung Karno Jadi Awal Kunjungan

Sabtu, 14 Juni 2025 - 17:49 WIB

Lestari Moerdijat: Cagar Budaya Berperan Strategis Bangun Jati Diri dan Kebangsaan

Kamis, 12 Juni 2025 - 09:43 WIB

Dinamika Politik Kabinet Prabowo: Antara Loyalitas Koalisi dan Dorongan Reformasi

Kamis, 12 Juni 2025 - 09:38 WIB

Rieke Diah Pitaloka Puji Pembatalan Izin Tambang di Raja Ampat dan Tegaskan Pentingnya Perlindungan Pulau Kecil

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB