Pesparani, Simfoni Iman dan Kebangsaan di Panggung Nusantara

mediarelasi.id – Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (Pesparani) tidak lagi sekadar dipandang sebagai ajang kompetisi seni religius. Dalam Musyawarah Nasional (Munas) III Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN), gelaran ini ditegaskan sebagai ruang strategis dalam merawat kebhinekaan dan semangat kebangsaan.
Ketua Umum LP3KN, Muliawan Margadana, menyebut Pesparani sebagai cerminan wajah Gereja Katolik yang menyatu dengan nilai-nilai budaya lokal. Ia pun mengapresiasi dukungan Kementerian Agama (Kemenag) yang sejak awal konsisten mendorong Pesparani sebagai wadah harmoni nasional.
“Konsep Kurikulum Berbasis Cinta yang diinisiasi Kemenag menjadi penanda kuat semangat kebangsaan,” ujar Muliawan pada Minggu (11/5/2025). Menurutnya, nilai cinta tanah air dan iman yang berpadu dalam Pesparani menjadi warisan spiritual sekaligus kultural bangsa.
Senada, Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan bahwa seni dan agama sejatinya bukan dua hal yang saling bertentangan, melainkan pilar yang saling menguatkan dalam membangun peradaban.
“Pesparani adalah panggung kebudayaan rohani. Ia bukan sekadar pertunjukan, tetapi peristiwa yang menghidupkan nurani bangsa,” ungkapnya.
Menag juga menyoroti peran seni dalam menjembatani generasi dan kelompok yang berbeda.
“Seni mampu menyatukan yang berbeda tanpa menghapus identitas. Di sinilah kekuatan kita sebagai bangsa: pada keberagaman yang saling menerima,” ujarnya.
Dari perspektif Gereja, Uskup Mgr. Paskalis Bruno Syukur mengajak umat menjadikan musik liturgi sebagai media dialog budaya dan lintas generasi.
“Musik adalah bahasa iman yang mampu menciptakan harmoni hidup bersama,” katanya.
Uskup Valentinus Saeng menambahkan, Pesparani merupakan pesta iman yang menyatukan umat Katolik dari seluruh penjuru Indonesia.
“Ini momentum mempererat persaudaraan lintas budaya dan wilayah,” ujarnya.
Munas III LP3KN digelar selama tiga hari, dimulai Jumat (9/5/2025) di Kantor Kemenag, Jakarta, dan dihadiri utusan dari 38 provinsi serta berbagai keuskupan. Acara dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin dua uskup secara konselebran.
Menurut Ketua Panitia Munas, Reginal Capah, Munas kali ini menitikberatkan pada perumusan arah strategis Pesparani ke depan, termasuk penentuan tuan rumah penyelenggaraan berikutnya.
“Semoga semangat iman dan cinta Tanah Air yang dibawa peserta dapat menginspirasi gerakan serupa di daerahnya masing-masing,” tutupnya.
Responses