Natal 2024 di Bethlehem: Seruan untuk Perdamaian di Tengah Bayangan Perang

Bethlehem

mediarelasi.idDi tengah keheningan malam Natal, Bethlehem, kota suci di Tepi Barat yang menjadi simbol kelahiran Yesus Kristus, mengirimkan pesan cinta dan damai ke seluruh penjuru dunia. Namun, Natal kali ini dirayakan dengan suasana berbeda—tanpa kilauan dekorasi ataupun pohon Natal megah yang biasa menjadi pusat perhatian di Lapangan Manger.

Dua tahun berturut-turut, bayangan konflik menyelimuti kota ini. Perang yang berkepanjangan di Jalur Gaza, sejak Oktober 2023, telah merenggut lebih dari 45.300 nyawa dan memudarkan keceriaan Natal di Bethlehem. Warga kota menggantikan gemerlap perayaan dengan doa-doa penuh harapan dan seruan untuk mengakhiri penderitaan.

Doa dan Harapan di Gereja Kelahiran
Pada malam Natal, Gereja Kelahiran—yang dibangun di atas gua tempat kelahiran Yesus diyakini terjadi—menjadi saksi doa umat Kristen setempat dan peziarah asing. Lapangan Manger yang biasanya ramai kini nyaris kosong, mencerminkan suasana hati kota yang “sedih dan suram,” seperti yang diungkapkan Pendeta Issa Thaljieh dari komunitas Yunani Ortodoks.

“Kristus Palestina mengangkat doa-doa Natal untuk perdamaian, cinta, dan belas kasih,” ujar Thaljieh. “Pesan ini kami sampaikan kepada dunia, meskipun kami dikelilingi rasa sakit dan perang.”

Ketiadaan Dekorasi, Kehadiran Pesan
Wali Kota Bethlehem, Anton Salman, menyebut keputusan untuk tidak memasang dekorasi Natal sebagai simbol penting.

“Ketiadaan pohon Natal dan perayaan yang meriah adalah cara kami menggambarkan kenyataan pahit di Palestina,” jelas Salman.

Bethlehem memilih fokus pada doa dan ritual keagamaan sebagai bentuk solidaritas bagi mereka yang menderita di Gaza. Dengan kondisi ekonomi yang kian terpuruk, banyak keluarga tidak mampu menyediakan hadiah atau pakaian untuk anak-anak mereka.

“Secara ekonomi, Bethlehem runtuh,” tambah Salman, menggambarkan penderitaan yang dialami warganya.

Ekonomi yang Terkikis Konflik
Kerugian ekonomi Bethlehem terasa sangat nyata. Jeries Qumsieh, juru bicara Kementerian Pariwisata Palestina, menyebutkan bahwa perang telah menghancurkan sektor pariwisata. Tingkat pemesanan hotel hanya mencapai 3 persen, jauh dari normal. Kerugian ekonomi kota diperkirakan mencapai USD 1 hingga 1,5 juta per hari sejak awal konflik, dengan total kerugian mencapai sekitar USD 1 miliar.

Pesan Natal dari Bethlehem untuk Dunia
Meskipun diwarnai kesuraman, pesan Natal dari Bethlehem tetap menggema: cinta, damai, dan harapan. “Kami berdoa untuk saudara-saudara kami di Gaza yang hidup dalam kehancuran. Semoga hari-hari yang lebih baik akan tiba,” kata Thaljieh.

Di tengah penderitaan, Bethlehem mengingatkan dunia akan makna sejati Natal—kesederhanaan, solidaritas, dan cinta tanpa syarat. Dari kota yang menjadi saksi kelahiran Yesus, harapan untuk perdamaian terus hidup, meski dunia di luar masih diliputi kegelapan.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *