mediarelasi.id – Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua Dewan Pembina SOKSI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menyerukan agar Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) kembali mengokohkan akar perjuangannya seiring peringatan usia ke-65 tahun. Dalam momentum Musyawarah Nasional (Munas) XII dan HUT ke-65 SOKSI di Jakarta, Selasa malam (20/5/2025), Bamsoet mengingatkan pentingnya menghidupkan kembali semangat pendirian SOKSI yang lahir pada 20 Mei 1960 oleh tokoh TNI AD, Suhardiman.
Menurutnya, menengok kembali ke khitah perjuangan bukanlah tindakan bernostalgia semata, melainkan strategi untuk meneguhkan identitas organisasi di tengah tantangan zaman yang terus bergerak. “SOKSI harus menjadi organisasi yang adaptif dan inovatif, merespons perubahan sosial dan politik serta mampu menjawab harapan konstituen,” ujar Bamsoet.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga independensi organisasi, bebas dari intervensi eksternal, sambil terus mengawal arah politik Partai Golkar, khususnya dalam mendukung kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk dua periode dan menjaga stabilitas nasional.
Acara tersebut turut dihadiri jajaran pimpinan Partai Golkar dan tokoh-tokoh senior, seperti Ketua Umum Bahlil Lahadalia, Sekjen Sarmuji, Bendum Sari Yuliati, Ketua Dewan Etik Muhammad Hatta, Ketua Dewan Kehormatan Aburizal Bakrie, serta tokoh-tokoh SOKSI dan Golkar lainnya, termasuk Ahmadi Noor Supit, Mukhamad Misbakhun, Robert J Kardinal, Agung Laksono, dan Bomer Pasaribu.
Bamsoet memaparkan bahwa Indonesia saat ini berada dalam fase penting transformasi sosial-ekonomi, dan menuntut kehadiran organisasi yang lincah serta responsif terhadap kebutuhan zaman. Ia menggarisbawahi bahwa program-program pemberdayaan tenaga kerja menjadi kunci kontribusi SOKSI, tidak hanya untuk mendukung agenda politik Golkar, tetapi juga berperan sebagai mitra pemerintah dalam membangun masyarakat yang produktif dan sejahtera.
“Lewat program-program riil, SOKSI bisa memperkuat basis elektoral sekaligus berkontribusi pada penciptaan ‘Masyarakat Karya’ yang tangguh dan mandiri,” katanya.
Sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Bamsoet juga menyoroti angka pengangguran yang menurut data BPS per Februari 2025 mencapai 7,28 juta jiwa. Ia menekankan bahwa SOKSI perlu aktif menawarkan pelatihan keterampilan dan pengembangan kapasitas kerja untuk membantu mengatasi persoalan tersebut.
Tantangan lain yang dihadapi SOKSI adalah pemanfaatan teknologi digital. Dalam era informasi seperti saat ini, kata Bamsoet, organisasi perlu memanfaatkan kemajuan digital untuk memperluas jangkauan program dan menyampaikan informasi secara lebih efektif. Data dari APJII menunjukkan bahwa pada 2024, jumlah pengguna internet di Indonesia melampaui 221 juta orang, yang menurutnya merupakan peluang besar bagi SOKSI untuk mendekatkan diri pada masyarakat luas.
Terakhir, Bamsoet mengingatkan bahwa Munas XII SOKSI juga harus menjadi wadah untuk memperkuat prinsip independensi organisasi dalam mengambil keputusan. “Kemandirian adalah syarat utama agar setiap kebijakan dan program benar-benar selaras dengan cita-cita awal pendirian SOKSI, dan mampu menumbuhkan kepercayaan publik,” tutupnya.