Mengapa Cincin Paus Dihancurkan Setelah Wafat? Ini Penjelasannya

mediarelasi.id – Setelah wafatnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik Roma melaksanakan salah satu prosesi tradisional: penghancuran cincin kepausan. Prosesi ini dipimpin oleh Kardinal Camerlengo dan dilakukan di Aula Sinode, Vatikan.
Cincin yang dikenal sebagai Fisherman’s Ring atau Cincin Nelayan tersebut terbuat dari perak berlapis emas, dengan ukiran gambar Santo Petrus memegang kunci—simbol otoritas spiritual dalam Gereja Katolik.
Penghancuran cincin paus merupakan bagian dari protokol resmi Vatikan setiap kali pemimpin tertinggi gereja tersebut wafat. Tindakan ini menandakan berakhirnya otoritas seorang paus secara resmi. Prosesi dilakukan menggunakan palu khusus di hadapan Dewan Kardinal.
Kardinal Camerlengo terlebih dahulu mengumumkan wafatnya paus, kemudian mengambil alih cincin dan melaksanakan penghancuran sebagai bagian dari transisi kepemimpinan menuju konklaf. Selain sebagai simbol akhir masa jabatan, tindakan ini juga bertujuan untuk mencegah potensi penyalahgunaan cincin, yang dahulu berfungsi sebagai alat pengesahan dokumen resmi Gereja.
Sejak pengunduran diri Paus Benediktus XVI pada tahun 2013, praktik penghancuran cincin mengalami perubahan. Cincin tidak lagi dihancurkan sepenuhnya, melainkan hanya diberi tanda silang menggunakan pahat. Meski demikian, fungsi resmi cincin tersebut tetap dinyatakan berakhir.
Penghancuran atau penandaan cincin paus dilakukan sebelum dimulainya konklaf, forum tertutup para kardinal yang bertugas memilih paus baru.
Responses