Menelusuri Sejarah STOVIA, Institusi Kedokteran Pertama di Hindia Belanda

- Penulis Berita

Senin, 19 Mei 2025 - 16:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

mediarelasi.id – Pada akhir abad ke-19, Sekolah Dokter Jawa—pendahulu STOVIA—mengalami reformasi kurikulum menjadi program sembilan tahun dan dikenal sebagai Sekolah Tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA). Lulusan institusi ini mendapat gelar Inlandsche Arts dan biasanya ditugaskan ke wilayah pedalaman untuk menangani wabah penyakit.

Pembangunan Gedung Baru di SalembaPada 1899, korps Zeni Hindia Belanda memulai pembangunan kampus STOVIA di atas lahan seluas 15.742 m² di Gang Manjangan (kini Jl. Dr. Abdul Rahman Saleh), Weltevreden. Biaya yang disediakan pemerintah kolonial ternyata kurang, sehingga Dr. H.F. Roll aktif menggalang sumbangan dari tokoh seperti P.W. Jansen, J. Nienhuys, dan H.C. van den Honer. Dengan total dana sekitar Fc. 178.000, gedung baru akhirnya rampung dan diresmikan pada 1902.

Baca Juga:  Cleopatra: Ratu Legendaris Mesir yang Mengukir Sejarah

Karakter Arsitektur dan FungsiDirancang dengan kekuatan struktural ala benteng militer, bangunan STOVIA mengutamakan fungsi. Fasad depan minim ruang peralihan, sedangkan ventilasi mengandalkan jendela ganda Eropa yang dilengkapi kisi-kisi untuk sirkulasi udara. Penampilan yang terkesan “kaku” itu mencerminkan prioritas efisiensi dan ketahanan bangunan.

Perpindahan dan Pemanfaatan Gedung LamaSeiring kebutuhan ruang yang kian meningkat, pada 1920 seluruh kegiatan pendidikan dipindahkan ke gedung yang lebih luas di Salemba. Bangunan STOVIA awal kemudian dialihfungsikan menjadi sekolah Menengah Umum Lanjutan (MULO), menandai era baru pemanfaatan fasilitas kolonial.

Baca Juga:  Salam Hormat Terakhir dari Presiden Prabowo untuk Maestro Silat Dunia, Eddie Nalapraya

Kelahiran Budi UtomoLebih dari sekadar lembaga pendidikan, STOVIA menjadi saksi lahirnya pergerakan kebangkitan nasional. Pada 20 Mei 1908, mahasiswa dan alumni menggelar rapat pendirian Budi Utomo di Ruang Anatomi kampus—sebuah momentum yang kemudian diperingati sebagai tonggak awal pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Berita Terkait

Keterlibatan Aktif Ibu-Ibu PKK dalam Menumbuhkan Kesadaran Hukum dan Ketahanan Sosial: Sorotan Hari Ketiga Bina Desa 2025
Mengenal Amicus Curiae: 107 Tokoh Sampaikan Pandangan Hukum Terkait Kasus Tom Lembong
Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Sekjen IKA UNAIR Imbau Wisudawan Perkuat Jaringan Alumni
Hari Ayah Sedunia: Menghargai Peran dan Cinta Tanpa Syarat Seorang Ayah
Strawberry Moon Muncul di Langit, Warisan Tradisi Kuno yang Bertemu Sains Modern
Kota Atlantis: Misteri Peradaban Legendaris yang Hilang di Dasar Laut
Polisi Tangkap Pengoplos Gas di Tangerang, Kerugian Negara Rp612 Juta
Berita ini 41 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 1 September 2025 - 08:06 WIB

Keterlibatan Aktif Ibu-Ibu PKK dalam Menumbuhkan Kesadaran Hukum dan Ketahanan Sosial: Sorotan Hari Ketiga Bina Desa 2025

Selasa, 5 Agustus 2025 - 10:56 WIB

Mengenal Amicus Curiae: 107 Tokoh Sampaikan Pandangan Hukum Terkait Kasus Tom Lembong

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:42 WIB

Sekjen IKA UNAIR Imbau Wisudawan Perkuat Jaringan Alumni

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:36 WIB

Hari Ayah Sedunia: Menghargai Peran dan Cinta Tanpa Syarat Seorang Ayah

Berita Terbaru

Politik

Soal Dualisme di Tubuh PPP, Ini Respons Kementerian Hukum

Rabu, 1 Okt 2025 - 15:46 WIB