mediarelasi.id — Suasana peringatan Hari Buruh Internasional 2025 (May Day) di Kota Bandung berubah tegang ketika unjuk rasa yang awalnya damai tiba-tiba memanas. Aksi anarkistis dari sekelompok demonstran berpakaian serba hitam memaksa aparat kepolisian mengambil tindakan tegas: membubarkan dan memukul mundur kerumunan yang makin brutal, Kamis (1/5/2025) sore.
Ketegangan bermula saat aparat mencoba mengatur arus lalu lintas yang sempat tersendat akibat aksi ribuan massa buruh yang memenuhi ruas jalan di sekitar Taman Cikapayang.
Namun, dari tengah kerumunan, muncul kelompok tak dikenal yang mengenakan pakaian serba hitam. Tanpa banyak aba-aba, mereka mulai menyerang petugas dengan batu, kembang api, hingga bom molotov.
“May Day seharusnya menjadi ruang demokrasi untuk menyuarakan aspirasi. Tapi sayangnya, ada pihak-pihak yang memancing kekacauan,” ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rohmawan.
Menurut Hendra, aksi unjuk rasa sempat berlangsung tertib, namun kemudian disusupi oleh kelompok provokator.
“Mereka menyusup ke tengah barisan buruh, lalu mulai melempar batu, molotov, dan petasan ke arah petugas,” lanjutnya.
Bentrok tak terhindarkan. Dalam waktu sekitar 20 menit, polisi akhirnya berhasil memukul mundur massa dengan taktik pengendalian kerusuhan. Meski berhasil dibubarkan, sejumlah fasilitas umum dilaporkan rusak akibat kekerasan singkat namun intens ini.
Pihak kepolisian masih menyelidiki identitas kelompok berpakaian hitam tersebut, yang ditengarai bukan bagian dari federasi buruh resmi.
May Day yang seharusnya menjadi ajang solidaritas pekerja, kali ini justru menyisakan jejak kekacauan di jantung Kota Bandung.