mediarelasi.id – Masuknya barang impor ilegal ke pasar dalam negeri dinilai semakin mengganggu ekosistem usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto, menyebut fenomena ini sebagai ancaman nyata terhadap kelangsungan UMKM lokal.
“Produk-produk impor ilegal ibarat predator yang memangsa UMKM kita,” kata Darmadi di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Ia menyoroti bahwa produk semacam itu bisa dijual dengan harga yang jauh lebih rendah karena terbebas dari kewajiban membayar pajak dan tidak tunduk pada aturan seperti Standar Nasional Indonesia (SNI).
Menurut politisi dari Fraksi PDI Perjuangan tersebut, ketimpangan ini menyebabkan UMKM berada dalam posisi yang tidak menguntungkan dalam persaingan pasar.
“Produk lokal harus patuh pada regulasi dan membayar kewajiban negara, sementara barang impor ilegal bebas dari semua itu. Ini jelas tidak adil,” ujarnya.
Darmadi juga menggarisbawahi peran platform digital dalam mempercepat penyebaran barang-barang ilegal tersebut.
Ia mengatakan bahwa kemudahan dalam memperoleh produk ilegal secara daring memperparah situasi dan mempersempit ruang gerak UMKM.
“Barang-barang ini beredar luas di e-commerce tanpa pengawasan yang ketat, dan itu merusak tatanan pasar domestik,” tegasnya.
Melihat situasi yang terus berkembang, Darmadi mendesak pemerintah untuk mengambil langkah cepat dan tegas guna melindungi pelaku UMKM.
Ia mengingatkan bahwa UMKM adalah penopang ekonomi nasional yang tak boleh dibiarkan tersingkir akibat praktik tidak sehat di pasar.
Tak hanya merugikan pelaku usaha, barang impor ilegal juga dianggapnya membahayakan konsumen. “Produk seperti itu sering kali tidak memenuhi standar mutu atau keamanan. Konsumen pada akhirnya jadi korban karena membeli barang yang tak layak edar,” tutup legislator dari daerah pemilihan DKI Jakarta III itu.











