Komnas HAM Paparkan Hasil Investigasi Ledakan Amunisi di Garut

- Penulis Berita

Jumat, 23 Mei 2025 - 21:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Komnas HAM

Komnas HAM

mediarelasi.idKoordinator Sub Komisi Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM), Uli Parulian Sihombing, membeberkan temuan Komnas HAM terkait insiden ledakan saat proses pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat.

Kejadian tersebut menelan korban jiwa sebanyak 13 orang, terdiri dari empat anggota TNI Angkatan Darat dan sembilan warga sipil.

Menurut Uli, proses pemusnahan amunisi yang dilakukan oleh Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad) melibatkan 21 pekerja harian lepas yang berasal dari masyarakat sekitar.

“Biasanya kegiatan ini melibatkan setidaknya satu pleton prajurit TNI AD, yaitu sekitar 30 hingga 50 personel. Mereka juga mendirikan sejumlah tenda sebagai tempat istirahat, penyimpanan amunisi, dan dapur umum,” jelas Uli dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (23/5).

Selain prajurit, 21 warga sipil turut membantu proses pemusnahan. Namun, mereka hanya mendapat upah harian sekitar Rp150 ribu tanpa pelatihan khusus dari pihak TNI. Para pekerja belajar secara otodidak selama bertahun-tahun.

Baca Juga:  5 Manfaat Mengonsumsi Air Kelapa Setiap Hari

Padahal, menurut standar PBB, keterlibatan warga sipil dalam penanganan amunisi haruslah didasarkan pada keahlian dan kompetensi khusus. Sayangnya, para pekerja tersebut tidak diberikan alat pelindung diri yang memadai.

“Pada kejadian tanggal 12 Mei 2025, para pekerja yang berjumlah 21 orang ini membantu pemusnahan amunisi kedaluwarsa dengan bayaran harian Rp150 ribu. Mereka belajar sendiri, tanpa proses pelatihan resmi,” ujar Uli.

Sebelum ledakan terjadi, telah terjadi perbedaan pendapat antara Komandan Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) dan koordinator pekerja, Rustiawan, yang sudah berpengalaman 10 tahun. Perdebatan itu terkait cara menangani detonator sisa amunisi. Biasanya, detonator dibuang ke laut agar cepat tidak aktif, namun kali ini diputuskan untuk ditimbun dengan campuran pupuk urea.

“Rustiawan, yang kemudian menjadi korban, berselisih pendapat soal penanganan detonator. Biasanya detonator ditenggelamkan ke dasar laut, tapi saat itu diputuskan untuk menimbun dengan campuran pupuk,” jelas Uli.

Baca Juga:  Malta: Permata Mediterania yang Penuh Sejarah dan Kejutan

Saat memasukkan drum berisi amunisi ke dalam lubang, ledakan tiba-tiba terjadi, melukai orang yang berada di dalam dan sekitar lubang.

“Drum yang berisi detonator dimasukkan ke dalam lubang dengan beberapa pekerja berada di dalam lubang dan di sekitarnya, lalu ledakan terjadi secara tiba-tiba,” tambah Uli.

Selain itu, Komnas HAM mencatat adanya warga sekitar yang mengumpulkan sisa amunisi setelah proses pemusnahan. Bahkan beberapa membawa peti bekas amunisi ke rumah masing-masing untuk dipakai ulang.

“Setelah proses pemusnahan, sekitar 50 warga biasanya berkumpul mengambil sisa ledakan amunisi dan kerap membawa pulang peti bekas amunisi untuk berbagai keperluan,” imbuhnya.

Hingga kini, TNI belum memberikan tanggapan resmi atas temuan Komnas HAM tersebut. Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Kristomei Sianturi, belum memberikan respons saat dihubungi.

Berita Terkait

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Sekjen IKA UNAIR Imbau Wisudawan Perkuat Jaringan Alumni
Hari Ayah Sedunia: Menghargai Peran dan Cinta Tanpa Syarat Seorang Ayah
Strawberry Moon Muncul di Langit, Warisan Tradisi Kuno yang Bertemu Sains Modern
Kota Atlantis: Misteri Peradaban Legendaris yang Hilang di Dasar Laut
Polisi Tangkap Pengoplos Gas di Tangerang, Kerugian Negara Rp612 Juta
Botok: Rasa yang Tersimpan dalam Lipatan Waktu
Kenapa Banyak Pesawat Berwarna Putih? Ini 5 Alasan Utamanya
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:42 WIB

Sekjen IKA UNAIR Imbau Wisudawan Perkuat Jaringan Alumni

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:36 WIB

Hari Ayah Sedunia: Menghargai Peran dan Cinta Tanpa Syarat Seorang Ayah

Kamis, 12 Juni 2025 - 09:08 WIB

Strawberry Moon Muncul di Langit, Warisan Tradisi Kuno yang Bertemu Sains Modern

Jumat, 30 Mei 2025 - 09:47 WIB

Kota Atlantis: Misteri Peradaban Legendaris yang Hilang di Dasar Laut

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB