Kolaborasi Konservasi Dorong Wisata Hiu Paus di Teluk Gorontalo

- Penulis Berita

Kamis, 22 Mei 2025 - 11:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hiu Paus

Hiu Paus

mediarelasi.idPengembangan pariwisata hiu paus di Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, menjadi prioritas dalam pengelolaan Kawasan Konservasi Teluk Gorontalo. Berlokasi di Kecamatan Kabila Bone, kawasan ini dikembangkan dengan pendekatan kolaboratif dan berlandaskan prinsip konservasi berkelanjutan.

Kemunculan hiu paus yang relatif dekat dengan garis pantai dan tidak jauh dari pusat Kota Gorontalo menjadikannya daya tarik tersendiri. Fenomena ini menyedot perhatian wisatawan dari berbagai penjuru, baik lokal maupun internasional.

Untuk memperkuat pengelolaan kawasan tersebut, Satuan Unit Organisasi Pengelola (SUOP) menggandeng sejumlah pemangku kepentingan. Langkah ini sesuai amanat Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi.

Baca Juga:  Setelah Ombak Menelan Tujuh Nyawa, Bengkulu Berjanji Menata Ulang Wisatanya

Instansi yang terlibat dalam kolaborasi ini antara lain Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, serta Lanal Gorontalo. Fokus utama mereka adalah penguatan tata kelola kawasan perairan Botubarani, termasuk pengawasan terhadap aktivitas wisata.

Pembahasan kerja sama meliputi penyusunan dan penerapan standar operasional prosedur (SOP) untuk pemanfaatan kawasan, guna menjamin keamanan interaksi antara manusia dan satwa laut, khususnya hiu paus.

“Tujuan utama dari kolaborasi ini adalah memastikan aktivitas wisata tetap dalam koridor konservasi,” ujar Hartaty Isima, Pelaksana Tugas Kepala Bidang PRL dan PSDKP DKP Provinsi Gorontalo, Rabu (21/5/2025).

Baca Juga:  Demi Bantu Warga Sakit, Kades di Sukabumi Jaminkan STNK Mobil ke Rumah Sakit

Ia menambahkan, peran Lanal Gorontalo juga sangat krusial dalam mengawasi potensi praktik penangkapan ikan ilegal, serta menjaga keselamatan pengunjung selama berwisata di kawasan tersebut.

Lebih jauh, pendekatan edukatif dan konservatif dalam pengembangan wisata diyakini membawa manfaat ganda: meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus melestarikan ekosistem. Oleh karena itu, masyarakat sekitar turut dilibatkan secara aktif dalam menjaga keberlanjutan kawasan.

Sementara itu, upaya pencegahan terhadap praktik penangkapan ikan yang merusak lingkungan laut terus dilakukan melalui patroli terpadu dan pengawasan lintas sektor. “Ini bagian dari komitmen menjaga habitat hiu paus dan kelestarian ekosistem laut lainnya,” pungkas Hartaty.

Berita Terkait

Bina Desa 2025 HMPSIH UNPAR: Mahasiswa Hukum Turun Tangan dalam Penguatan Sosial dan Hukum Masyarakat Desa
Angin Segar Transportasi Udara Jember: Bandara Notohadinegoro Aktif Lagi Mulai 17 Agustus
BMKG Catat Gempa M 4,7 di Laut Talaud, Sulawesi Utara
Pertamina Gandeng Seruni Bangun 16 Titik Air Bersih di Sragen
Pemprov DKI Ringankan Pajak Hotel dan Restoran, Bebaskan Denda PKB hingga Akhir Agustus
Kecelakaan Maut di Tol Pasuruan Probolinggo, Polisi Telusuri Penyebab Tabrakan
Polisi Kejar Lima Otak Utama Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp9,2 Miliar
Jalanan Kota Wonosari Masih Gelap, 59 Lampu Jalan Akan Dipasang Tahun Ini
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 27 Agustus 2025 - 17:50 WIB

Bina Desa 2025 HMPSIH UNPAR: Mahasiswa Hukum Turun Tangan dalam Penguatan Sosial dan Hukum Masyarakat Desa

Senin, 11 Agustus 2025 - 13:43 WIB

Angin Segar Transportasi Udara Jember: Bandara Notohadinegoro Aktif Lagi Mulai 17 Agustus

Jumat, 4 Juli 2025 - 10:30 WIB

BMKG Catat Gempa M 4,7 di Laut Talaud, Sulawesi Utara

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:50 WIB

Pertamina Gandeng Seruni Bangun 16 Titik Air Bersih di Sragen

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:47 WIB

Pemprov DKI Ringankan Pajak Hotel dan Restoran, Bebaskan Denda PKB hingga Akhir Agustus

Berita Terbaru