Kogabwilhan: Penjaga Garis Depan Negeri

Kogabwilhan

mediarelasi.id Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) lahir sebagai respons atas tantangan zaman: ancaman yang tak lagi konvensional, musuh yang tidak selalu berbentuk tentara, dan krisis yang bisa muncul kapan saja. Maka, dibentuklah komando terpadu agar TNI bisa merespons dengan cepat, efisien, dan terkoordinasi.

Apa sebenarnya Pangkogabwilhan itu? Bayangkan seorang komandan yang memimpin gabungan kekuatan darat, laut, dan udara—itulah peran utama Pangkogabwilhan. Ia bukan sekadar atasan militer biasa, tetapi pemimpin terdepan dari struktur pertahanan yang lintas matra.


Peta Kekuatan Kogabwilhan: Tiga Wilayah, Satu Komando

Kogabwilhan dibagi menjadi tiga wilayah strategis:

  • Kogabwilhan I – Bermarkas di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Wilayah ini mengawasi Sumatra, Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan sebagian Kalimantan. Kawasan sibuk dengan jalur laut internasional yang vital.
  • Kogabwilhan II – Pusatnya di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Mencakup Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, dan Kepulauan Sunda Kecil. Di sinilah ibu kota negara baru akan berdiri, menjadikan wilayah ini krusial secara politik dan ekonomi.
  • Kogabwilhan III – Bermarkas di Timika, Papua Tengah. Wilayah ini bertanggung jawab atas Papua dan Maluku, zona yang tak jarang menghadapi situasi keamanan fluktuatif.

Kenapa Kogabwilhan Dibentuk?

Latar belakang pembentukan Kogabwilhan tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan Indonesia akan sistem pertahanan modern. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 2019, Kogabwilhan hadir untuk menyatukan kekuatan tiga matra dalam satu garis komando, mempercepat respons terhadap ancaman lintas batas, konflik lokal, hingga situasi darurat seperti bencana.

Mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto menyebut konsep ini sebagai bentuk nyata “interoperabilitas TNI”—artinya, ketiga angkatan bisa bergerak bersamaan, saling dukung, tanpa harus menunggu perintah panjang yang melewati banyak meja.


Letjen Kunto dan Beban Tugas Strategis

Sebagai sosok yang dipercaya memegang tongkat komando di Kogabwilhan, Letjen Kunto bukan sekadar nama. Ia adalah wajah dari kesiapsiagaan TNI dalam menjaga stabilitas negara dari ujung barat Sabang hingga timur Merauke.

Dengan kompleksitas ancaman modern—mulai dari konflik laut di Laut Natuna hingga ketegangan di wilayah perbatasan Papua—peran pangkogabwilhan seperti Letjen Kunto adalah kunci utama pertahanan Indonesia.


Kesimpulannya?
Jabatan Pangkogabwilhan bukan cuma gelar militer. Ia adalah penghubung kekuatan, pemikir strategi, sekaligus penjaga kedaulatan bangsa dalam satu napas. Dan selama Letjen Kunto Arief Wibowo tetap di kursi itu, harapan terhadap keamanan nasional tetap menyala kuat di tengah tantangan yang terus berkembang.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *