Inovasi Skema MBG Ramadan: Menu Bawa Pulang untuk Anak Sekolah

- Penulis Berita

Kamis, 6 Maret 2025 - 20:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Inovasi Skema MBG Ramadan: Menu Bawa Pulang untuk Anak Sekolah

Pemerintah meluncurkan pendekatan baru dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah selama bulan Ramadan. Dalam skema yang diperbarui, makanan tidak hanya dikonsumsi di sekolah, tetapi juga disediakan untuk dibawa pulang, sehingga dapat dinikmati saat berbuka puasa.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa mekanisme baru ini sudah diberlakukan sejak 6 Maret 2025. “Meski konsepnya berubah, besaran biaya MBG selama Ramadan tetap sama seperti hari biasa. Semua anak sekolah akan menerima makanan yang bisa dibawa pulang secara serempak,” ungkapnya.

Detail Skema dan Menu
Menurut Dadan, menu MBG dirancang agar tahan lama, sehingga aman untuk disimpan hingga waktu berbuka puasa. Menu tersebut meliputi telur rebus, susu, kurma, kue kering fortifikasi, dan buah-buahan. “Kami juga menambahkan variasi seperti bubur kacang hijau atau kolak secara berkala, untuk memastikan komposisi gizinya tetap seimbang antara protein, karbohidrat, dan serat,” tambahnya.

Sebelumnya, pelaksanaan MBG dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB, yang membuat jarak waktu cukup jauh hingga saat berbuka puasa sekitar pukul 18.00 WIB. Dengan skema baru ini, anak-anak bisa menikmati makanan bergizi tepat waktu sesuai kebutuhan puasa.

Mekanisme Baru Pelaksanaan
Dalam penjelasan di Istana Negara, Dadan menyampaikan bahwa perubahan ini bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan anak yang berpuasa. “Walaupun sekolah tetap beroperasi dan program MBG dilaksanakan, mekanismenya diubah. Makanan yang disediakan bisa langsung dibawa pulang sehingga dapat dinikmati saat buka puasa bagi yang menjalankan ibadah, sementara bagi yang tidak berpuasa, bisa dikonsumsi di sekolah atau di rumah,” jelasnya.

Pihak pemerintah juga menegaskan bahwa meski terdapat inovasi dalam penyaluran, kualitas makanan tetap menjadi prioritas utama. Akreditasi terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan dilakukan oleh lembaga independen, yang akan memberikan penilaian mulai dari kategori unggul, baik sekali, hingga baik, jika jumlah SPPG sudah mencapai 2.000 unit. Proses intervensi ini akan berjalan hingga Agustus 2025.

Tanggapan dari Berbagai Pihak
Sebelumnya, beberapa laporan menyebutkan bahwa standar MBG di berbagai daerah belum konsisten. Masalah mulai dari makanan yang tidak sesuai standar gizi hingga kejadian keracunan pada siswa sempat mencuat. Direktur Eksekutif Global Strategi Riset Indonesia (GSRI), Sebastian Salang, menegaskan pentingnya perbaikan dari hulu, yakni di bagian pengolahan di SPPG. Menurutnya, kurangnya quality control (QC) di dapur umum menyebabkan penyajian makanan tidak optimal.

“Saat ini banyak berita mengenai ketidaksesuaian pelaksanaan MBG, terutama di media sosial dan platform online. Dari riset yang kami lakukan, terlihat jelas bahwa konsep dan perencanaan awal belum matang. Hal ini berdampak pada kesiapan di lapangan ketika program dimulai pada Januari,” papar Sebastian.

Dengan penerapan skema baru ini, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih efektif, aman, dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak selama bulan suci Ramadan.

Inovasi Skema MBG Ramadan: Menu Bawa Pulang untuk Anak Sekolah Pemerintah meluncurkan pendekatan baru dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah selama bulan Ramadan. Dalam skema yang diperbarui, makanan tidak hanya dikonsumsi di sekolah, tetapi juga disediakan untuk dibawa pulang, sehingga dapat dinikmati saat berbuka puasa. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa mekanisme baru ini sudah diberlakukan sejak 6 Maret 2025. “Meski konsepnya berubah, besaran biaya MBG selama Ramadan tetap sama seperti hari biasa. Semua anak sekolah akan menerima makanan yang bisa dibawa pulang secara serempak,” ungkapnya. Detail Skema dan Menu Menurut Dadan, menu MBG dirancang agar tahan lama, sehingga aman untuk disimpan hingga waktu berbuka puasa. Menu tersebut meliputi telur rebus, susu, kurma, kue kering fortifikasi, dan buah-buahan. “Kami juga menambahkan variasi seperti bubur kacang hijau atau kolak secara berkala, untuk memastikan komposisi gizinya tetap seimbang antara protein, karbohidrat, dan serat,” tambahnya. Sebelumnya, pelaksanaan MBG dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB, yang membuat jarak waktu cukup jauh hingga saat berbuka puasa sekitar pukul 18.00 WIB. Dengan skema baru ini, anak-anak bisa menikmati makanan bergizi tepat waktu sesuai kebutuhan puasa. Mekanisme Baru Pelaksanaan Dalam penjelasan di Istana Negara, Dadan menyampaikan bahwa perubahan ini bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan anak yang berpuasa. “Walaupun sekolah tetap beroperasi dan program MBG dilaksanakan, mekanismenya diubah. Makanan yang disediakan bisa langsung dibawa pulang sehingga dapat dinikmati saat buka puasa bagi yang menjalankan ibadah, sementara bagi yang tidak berpuasa, bisa dikonsumsi di sekolah atau di rumah,” jelasnya. Pihak pemerintah juga menegaskan bahwa meski terdapat inovasi dalam penyaluran, kualitas makanan tetap menjadi prioritas utama. Akreditasi terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan dilakukan oleh lembaga independen, yang akan memberikan penilaian mulai dari kategori unggul, baik sekali, hingga baik, jika jumlah SPPG sudah mencapai 2.000 unit. Proses intervensi ini akan berjalan hingga Agustus 2025. Tanggapan dari Berbagai Pihak Sebelumnya, beberapa laporan menyebutkan bahwa standar MBG di berbagai daerah belum konsisten. Masalah mulai dari makanan yang tidak sesuai standar gizi hingga kejadian keracunan pada siswa sempat mencuat. Direktur Eksekutif Global Strategi Riset Indonesia (GSRI), Sebastian Salang, menegaskan pentingnya perbaikan dari hulu, yakni di bagian pengolahan di SPPG. Menurutnya, kurangnya quality control (QC) di dapur umum menyebabkan penyajian makanan tidak optimal. “Saat ini banyak berita mengenai ketidaksesuaian pelaksanaan MBG, terutama di media sosial dan platform online. Dari riset yang kami lakukan, terlihat jelas bahwa konsep dan perencanaan awal belum matang. Hal ini berdampak pada kesiapan di lapangan ketika program dimulai pada Januari,” papar Sebastian. Dengan penerapan skema baru ini, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih efektif, aman, dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak selama bulan suci Ramadan.

mediarelasi.id Pemerintah meluncurkan pendekatan baru dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah selama bulan Ramadan. Dalam skema yang diperbarui, makanan tidak hanya dikonsumsi di sekolah, tetapi juga disediakan untuk dibawa pulang, sehingga dapat dinikmati saat berbuka puasa.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa mekanisme baru ini sudah diberlakukan sejak 6 Maret 2025. “Meski konsepnya berubah, besaran biaya MBG selama Ramadan tetap sama seperti hari biasa. Semua anak sekolah akan menerima makanan yang bisa dibawa pulang secara serempak,” ungkapnya.

Detail Skema dan Menu

Menurut Dadan, menu MBG dirancang agar tahan lama, sehingga aman untuk disimpan hingga waktu berbuka puasa. Menu tersebut meliputi telur rebus, susu, kurma, kue kering fortifikasi, dan buah-buahan. “Kami juga menambahkan variasi seperti bubur kacang hijau atau kolak secara berkala, untuk memastikan komposisi gizinya tetap seimbang antara protein, karbohidrat, dan serat,” tambahnya.

Sebelumnya, pelaksanaan MBG dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB, yang membuat jarak waktu cukup jauh hingga saat berbuka puasa sekitar pukul 18.00 WIB. Dengan skema baru ini, anak-anak bisa menikmati makanan bergizi tepat waktu sesuai kebutuhan puasa.

Baca Juga:  FC Copenhagen Juara Piala Denmark, Kevin Diks Segera Gabung Timnas Indonesia

Mekanisme Baru Pelaksanaan

Dalam penjelasan di Istana Negara, Dadan menyampaikan bahwa perubahan ini bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan anak yang berpuasa. “Walaupun sekolah tetap beroperasi dan program MBG dilaksanakan, mekanismenya diubah. Makanan yang disediakan bisa langsung dibawa pulang sehingga dapat dinikmati saat buka puasa bagi yang menjalankan ibadah, sementara bagi yang tidak berpuasa, bisa dikonsumsi di sekolah atau di rumah,” jelasnya.

Pihak pemerintah juga menegaskan bahwa meski terdapat inovasi dalam penyaluran, kualitas makanan tetap menjadi prioritas utama. Akreditasi terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan dilakukan oleh lembaga independen, yang akan memberikan penilaian mulai dari kategori unggul, baik sekali, hingga baik, jika jumlah SPPG sudah mencapai 2.000 unit. Proses intervensi ini akan berjalan hingga Agustus 2025.

Baca Juga:  Komite Olimpiade Indonesia Siapkan Langkah untuk Generasi Muda

Tanggapan dari Berbagai Pihak

Sebelumnya, beberapa laporan menyebutkan bahwa standar MBG di berbagai daerah belum konsisten. Masalah mulai dari makanan yang tidak sesuai standar gizi hingga kejadian keracunan pada siswa sempat mencuat. Direktur Eksekutif Global Strategi Riset Indonesia (GSRI), Sebastian Salang, menegaskan pentingnya perbaikan dari hulu, yakni di bagian pengolahan di SPPG. Menurutnya, kurangnya quality control (QC) di dapur umum menyebabkan penyajian makanan tidak optimal.

“Saat ini banyak berita mengenai ketidaksesuaian pelaksanaan MBG, terutama di media sosial dan platform online. Dari riset yang kami lakukan, terlihat jelas bahwa konsep dan perencanaan awal belum matang. Hal ini berdampak pada kesiapan di lapangan ketika program dimulai pada Januari,” papar Sebastian.

Dengan penerapan skema baru ini, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih efektif, aman, dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak selama bulan suci Ramadan.

Berita Terkait

Persiapan Piala Presiden 2025, Panitia Tinjau Dua Stadion Andalan
Yokohama FC vs Kawasaki Frontale: Duel Dua Kutub di Mitsuzawa Stadium
Adi Satryo Resmi Berkostum Arema FC untuk Musim 2025/2026
Trent Alexander-Arnold Tegaskan Tujuan Utama di Real Madrid Bukan Ballon d’Or
Piala Dunia Klub 2025: Oscar Ustari Jadi Pahlawan, Inter Miami Ditahan Imbang Al Ahly
Daftar Lengkap 27 Pemain Manchester City di Piala Dunia Antarklub 2025, Ada Haaland dan Banyak Wajah Baru
Saddil Ramdani, Anak Muna yang Kini Berseragam Maung Bandung
Timnas Menang Tipis atas Tiongkok, Lolos ke Babak Selanjutnya Kualifikasi Piala Dunia 2026
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:16 WIB

Persiapan Piala Presiden 2025, Panitia Tinjau Dua Stadion Andalan

Minggu, 15 Juni 2025 - 13:02 WIB

Yokohama FC vs Kawasaki Frontale: Duel Dua Kutub di Mitsuzawa Stadium

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:57 WIB

Adi Satryo Resmi Berkostum Arema FC untuk Musim 2025/2026

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:46 WIB

Trent Alexander-Arnold Tegaskan Tujuan Utama di Real Madrid Bukan Ballon d’Or

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:22 WIB

Piala Dunia Klub 2025: Oscar Ustari Jadi Pahlawan, Inter Miami Ditahan Imbang Al Ahly

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB