Indonesia Tawarkan Jalan Tengah yang Menguntungkan dalam Negosiasi Dagang dengan AS

Indonesia

mediarelasi.idPemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonominya di panggung global. Dalam perundingan dagang terbaru dengan Amerika Serikat, Indonesia mengambil posisi strategis: menawarkan solusi saling menguntungkan yang mengutamakan keseimbangan, keberlanjutan, dan kemitraan jangka panjang.

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi atas kemajuan signifikan yang dicapai dalam lawatan delegasi ekonomi Indonesia ke Washington D.C. Dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, delegasi RI terlibat dalam rangkaian dialog penting dengan para pengambil kebijakan ekonomi papan atas Amerika Serikat.

“Kami berdiskusi dengan U.S. Trade Representative, Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan AS, hingga Direktur Dewan Ekonomi Nasional. Semua pertemuan berjalan positif,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Senin (28/4/2025).

Menurut Airlangga, Indonesia membawa proposal komprehensif yang tidak semata-mata menyoal tarif, tetapi juga menyentuh isu-isu penting seperti hambatan non-tarif, kerja sama investasi, hingga keseimbangan neraca perdagangan yang adil.

“Kita menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya menjual, tapi juga membeli. Dari total nilai perdagangan yang mencapai 19 miliar dolar AS, kita bahkan memberikan lebih dari itu,” ungkapnya. “Kita juga membahas proyek strategis, seperti rencana investasi Indorama senilai USD 2 miliar di Louisiana untuk pengembangan blue ammonia.”

Permintaan Kesetaraan di Tengah Persaingan Global

Indonesia juga mendorong Amerika Serikat untuk memberikan perlakuan yang setara terhadap komoditas utama Indonesia. Dalam dunia dagang yang semakin kompetitif, kesetaraan tarif — atau reciprocal treatment — menjadi sangat krusial agar Indonesia tak tertinggal dibanding negara lain seperti Vietnam atau Bangladesh.

“Yang kita perjuangkan adalah level playing field yang adil. Kalau negara lain dapat perlakuan khusus, kita juga harusnya bisa bersaing di level yang sama,” tegas Airlangga.

Tiga Satgas Strategis: Dari Investasi hingga Deregulasi

Sebagai langkah konkret untuk mempercepat tindak lanjut hasil perundingan, Presiden Prabowo telah menginstruksikan pembentukan tiga satuan tugas (Satgas) strategis:

  1. Satgas Perdagangan, Investasi, dan Keamanan Ekonomi – fokus pada implementasi komitmen dagang dan investasi dengan mitra utama seperti AS.
  2. Satgas Ketenagakerjaan dan Mitigasi PHK – untuk menjaga kestabilan lapangan kerja di tengah transisi ekonomi.
  3. Satgas Deregulasi dan Reformasi Iklim Usaha – yang bertugas menyederhanakan perizinan dan mempercepat reformasi kebijakan investasi.

Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya ingin menjadi mitra dagang yang responsif, tetapi juga proaktif dalam menciptakan lingkungan usaha yang kondusif dan adaptif terhadap tuntutan global.

Kesepakatan yang Dijaga Ketat

Menariknya, seluruh proses perundingan dengan Amerika Serikat saat ini dibungkus dalam kerangka non-disclosure agreement (NDA). Artinya, hanya pihak pemerintah Indonesia dan Amerika yang mengetahui detail pembicaraan—sebuah sinyal bahwa isu-isu yang dibahas menyangkut kepentingan strategis tinggi.

Dalam semangat transparansi yang selektif dan diplomasi yang fleksibel, Presiden Prabowo menekankan bahwa pendekatan Indonesia tetap konsisten: membangun kesepakatan yang saling menguntungkan dan sesuai dengan arah kebijakan nasional.

“Apa yang kita tawarkan dalam perundingan dagang itu sejatinya mencerminkan langkah-langkah reformasi yang tengah kita jalankan di dalam negeri, terutama dalam hal deregulasi,” ujar Airlangga.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *