mediarelasi.id – Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan kekuatan diplomasi pertahanan melalui ajang Indo Defence 2025 Expo & Forum, yang resmi dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto dan berlangsung pada 11–14 Juni di Jakarta.
Pada hari kedua, Kamis (12/6), pameran diwarnai dengan forum teknologi pertahanan yang membedah tantangan baru dalam dunia militer modern. Tiga sesi diskusi bergengsi digelar, membahas teknologi asimetris, perang siber, dan sistem tempur prajurit modern.
“Isu keamanan kini sangat dinamis. Kita butuh inovasi bukan hanya dalam alat, tapi juga dalam strategi,” ujar Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai meninjau langsung lokasi pameran.
Lebih dari 1.180 perusahaan dari 55 negara ambil bagian, menjadikan pameran ini magnet utama kerja sama internasional. Negara-negara mitra seperti Amerika Serikat, Prancis, Korea Selatan, dan Rusia menampilkan teknologi unggulan mereka.
Salah satu kolaborasi yang menarik perhatian adalah antara Hariff Defense Indonesia dengan BMC Turki, terkait pengembangan kendaraan tempur lapis baja dan sistem manajemen tempur digital. Kerja sama ini disebut sebagai wujud kemandirian industri pertahanan Indonesia yang terus tumbuh.
“Ini bukan sekadar transaksi, tapi bentuk nyata diplomasi strategis pertahanan,” kata Donny Ermawan Taufanto, Wakil Menteri Pertahanan RI.
Pihak penyelenggara mencatat, minat publik juga sangat tinggi. Meski tiga hari pertama dikhususkan untuk undangan, masyarakat umum tetap bisa hadir pada hari keempat, Sabtu (14/6), dengan membeli tiket secara online.
Selain melihat alutsista dari dekat, pengunjung juga berkesempatan mencoba simulasi tempur, termasuk pengalaman terbang jet tempur dengan teknologi virtual reality. Indo Defence 2025 tidak hanya jadi ruang etalase senjata, tetapi juga panggung diplomasi, inovasi, dan penguatan industri pertahanan nasional.