Hari Parkinson Sedunia 2025: Saatnya Tingkatkan Kepedulian dan Dukung Penderita Parkinson di Indonesia

- Penulis Berita

Sabtu, 19 April 2025 - 19:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Parkinson

Parkinson

mediarelasi.idSetiap tanggal 11 April, dunia memperingati Hari Parkinson Sedunia atau World Parkinson’s Day, sebuah momentum global untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit Parkinson, salah satu penyakit neurodegeneratif yang paling umum di dunia. Di tahun 2025 ini, peringatan Hari Parkinson Sedunia kembali menjadi pengingat penting akan perlunya edukasi, dukungan, dan perhatian serius terhadap penderita Parkinson, khususnya di Indonesia.

Apa Itu Penyakit Parkinson?

Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologis progresif yang memengaruhi gerakan tubuh. Penyakit ini terjadi karena adanya kerusakan atau kematian sel-sel saraf di bagian otak yang disebut substansia nigra, yang bertugas memproduksi dopamin — senyawa kimia penting yang mengontrol gerakan.

Penurunan kadar dopamin menyebabkan gejala khas Parkinson seperti:

  • Tremor (gemetar) pada tangan atau kaki saat istirahat
  • Kekakuan otot
  • Gerakan melambat (bradikinesia)
  • Ketidakseimbangan postur dan kesulitan berjalan
  • Wajah kaku, suara melemah, hingga penurunan kemampuan bicara

Seiring waktu, penderita Parkinson juga bisa mengalami gangguan kognitif, depresi, gangguan tidur, dan masalah otonom seperti tekanan darah rendah atau gangguan pencernaan.

Parkinson di Indonesia: Masih Banyak yang Belum Terdeteksi

Di Indonesia, penyakit Parkinson sering kali terlambat terdiagnosis. Hal ini terjadi karena gejala awal yang ringan sering disalahartikan sebagai penuaan biasa atau gangguan ringan lainnya. Selain itu, kurangnya pengetahuan masyarakat serta terbatasnya jumlah dokter spesialis saraf (neurolog) di daerah juga menjadi kendala utama.

Diperkirakan, lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia hidup dengan Parkinson, dan jumlah ini terus meningkat seiring bertambahnya usia harapan hidup dan populasi lansia. Indonesia sebagai negara dengan populasi lansia yang terus tumbuh juga berpotensi mengalami peningkatan jumlah penderita Parkinson secara signifikan di masa mendatang.

Baca Juga:  Bad Guys: Remake Korea Perdana di Vidio dengan Teknologi Sinema yang Mengguncang Industri

Tantangan Penanganan Parkinson

Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan Parkinson secara total, berbagai metode terapi dan pengobatan dapat membantu mengelola gejalanya. Terapi utama biasanya melibatkan pemberian obat levodopa, yang berfungsi menggantikan dopamin dalam otak. Selain itu, terdapat pilihan seperti terapi fisik, terapi okupasi, terapi bicara, hingga deep brain stimulation (DBS) — prosedur bedah untuk merangsang area tertentu di otak.

Namun, di Indonesia, tantangan terbesar masih terletak pada akses terhadap pengobatan dan terapi yang berkualitas. Banyak pasien Parkinson, khususnya di luar kota besar, kesulitan mendapatkan diagnosis yang tepat atau terapi yang memadai. Belum lagi beban biaya yang tinggi untuk terapi jangka panjang menjadi kendala tersendiri bagi banyak keluarga.

Peran Keluarga dan Masyarakat

Dalam menghadapi Parkinson, peran keluarga sangat krusial. Dukungan moral, fisik, dan emosional dari keluarga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien. Selain itu, komunitas Parkinson di Indonesia juga mulai berkembang, seperti Parkinson Indonesia yang aktif memberikan edukasi, pendampingan pasien, serta menjalin komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga medis.

Hari Parkinson Sedunia menjadi ajang penting untuk menyuarakan pentingnya empati dan kepedulian sosial terhadap para penyandang Parkinson. Stigma yang menganggap penderita Parkinson sebagai orang yang “lemah” atau “hanya pikun” harus diluruskan melalui edukasi yang benar dan berkelanjutan.

Baca Juga:  Nana Mirdad Ungkap Kecewa dengan Penagihan Fitur Paylater di Aplikasi Ojek Online

Kampanye Kesadaran dan Edukasi

Pemerintah, organisasi kesehatan, dan media memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran publik. Kampanye edukatif melalui seminar, penyuluhan di puskesmas, media sosial, dan tayangan televisi dapat membantu masyarakat lebih mengenal gejala Parkinson dan pentingnya deteksi dini.

Dengan diagnosis dan penanganan sejak dini, penderita Parkinson dapat tetap hidup aktif dan mandiri lebih lama. Edukasi ini juga penting untuk melatih masyarakat dalam memberikan dukungan yang sesuai kepada pasien, termasuk menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif.

Harapan ke Depan

Peringatan Hari Parkinson Sedunia 2025 menjadi panggilan bagi semua pihak untuk tidak tinggal diam. Dukungan terhadap riset, peningkatan jumlah tenaga kesehatan terlatih, pemerataan akses pengobatan, dan penguatan komunitas pasien harus terus diperjuangkan.

Penyakit Parkinson bukanlah akhir dari segalanya. Dengan perawatan yang tepat dan dukungan dari lingkungan sekitar, para penyandang Parkinson dapat tetap memiliki kualitas hidup yang baik dan bermakna.


Penutup:

Mari jadikan Hari Parkinson Sedunia sebagai momentum untuk lebih peduli dan tanggap terhadap penyakit ini. Jika Anda mengenal seseorang yang menunjukkan gejala Parkinson, jangan ragu untuk menyarankan pemeriksaan ke dokter spesialis saraf. Kesadaran kita hari ini bisa menjadi penyelamat bagi mereka di masa depan.

Berita Terkait

Dipenuhi Bintang Top, ‘Omniscient Reader’ Siap Menggebrak Box Office
Gusti Irwan Wibowo Meninggal Dunia, Diduga Terjatuh di Kamar Mandi
Yasmin Napper Ungkap Alasan Ambil Peran Utama di Assalamualaikum Beijing 2
Vidi Aldiano Kerahkan Tim Pengacara untuk Hadapi Keenan Nasution Soal “Nuansa Bening”
Pacar Lebih Dewasa, Marion Jola Justru Merasa Diuntungkan
Tom Cruise Cetak Rekor Dunia Lewat Aksi Parasut Terbakar di Film Terbaru Mission: Impossible
“Jumbo” Geser “KKN di Desa Penari”, Catat Sejarah sebagai Film Indonesia Terlaris
Syahrini Tuai Kritikan Usai Pamer Perjalanan ke Jepang, Warganet: Haus Pengakuan?
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Juni 2025 - 10:00 WIB

Dipenuhi Bintang Top, ‘Omniscient Reader’ Siap Menggebrak Box Office

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:31 WIB

Gusti Irwan Wibowo Meninggal Dunia, Diduga Terjatuh di Kamar Mandi

Sabtu, 14 Juni 2025 - 17:41 WIB

Yasmin Napper Ungkap Alasan Ambil Peran Utama di Assalamualaikum Beijing 2

Kamis, 12 Juni 2025 - 09:12 WIB

Vidi Aldiano Kerahkan Tim Pengacara untuk Hadapi Keenan Nasution Soal “Nuansa Bening”

Jumat, 6 Juni 2025 - 17:27 WIB

Pacar Lebih Dewasa, Marion Jola Justru Merasa Diuntungkan

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB