Hari Kartini, Puan: Saatnya Perempuan Bicara Lantang dan Bermimpi Tanpa Batas

- Penulis Berita

Senin, 21 April 2025 - 13:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Puan Maharani

Puan Maharani

mediarelasi.idDi tengah semangat peringatan Hari Kartini, Ketua DPR RI Puan Maharani menyuarakan pesan kuat bagi seluruh perempuan Indonesia: jangan ragu untuk bersuara dan bermimpi setinggi langit.

“Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan luar biasa di negeri ini. Ini bukan sekadar hari mengenang sejarah, tapi panggilan untuk melanjutkan perjuangan Ibu Kartini—perjuangan agar perempuan bisa berpikir merdeka, berpendidikan, dan berdaya di tengah masyarakat,” ujar Puan, Senin (21/4/2025).

Menurutnya, peringatan Hari Kartini harus menjadi titik balik untuk mempertegas kembali posisi perempuan di berbagai aspek kehidupan. “Kita harus berani bermimpi besar. Tapi mimpi itu tidak cukup—perempuan juga perlu diberikan ruang untuk membuktikan bahwa mereka mampu. Kesempatan itu penting, dan perempuan harus saling menguatkan untuk menciptakannya,” tegasnya.

Puan menekankan, seperti RA Kartini dahulu membuka jalan bagi akses pendidikan perempuan, kini saatnya generasi perempuan masa kini melanjutkan tongkat estafet dengan penuh keberanian.

“Kita sudah menyaksikan banyak perempuan Indonesia yang berhasil menembus batas, menempuh pendidikan tinggi, dan menjadi pemimpin di bidangnya. Ini adalah hasil dari mimpi-mimpi yang tidak dikubur, tapi dikejar dengan gigih,” ujarnya.

Sebagai mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan juga menegaskan bahwa perempuan adalah pilar penting pembangunan. Karena itu, menurutnya, kesetaraan gender dalam ruang kebijakan bukan sekadar idealisme, tapi kebutuhan.

“Kehadiran perempuan dalam posisi strategis dan pengambilan keputusan adalah bentuk nyata dari emansipasi yang dirindukan Kartini,” kata Puan.

Ia menyebutkan bahwa Kartini masa kini bisa hadir dalam berbagai bentuk: dari parlemen hingga dapur rumah tangga, dari ruang kelas hingga ruang rapat, semua memiliki kekuatan untuk menggerakkan perubahan.

“Kita sudah melihat perempuan memimpin bangsa ini. Contohnya Ibu Megawati Soekarnoputri. Itu bukti bahwa perempuan Indonesia bisa, meski jalannya tidak selalu mulus,” ungkap Puan. “Dan setiap langkah perempuan yang berhasil menembus batas, adalah pintu yang terbuka bagi perempuan lainnya.”

Baca Juga:  Kemlu Pastikan WNI Aman dari Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran

Dalam momentum Hari Kartini 2025 ini, Puan juga menyerukan keberanian untuk melawan ketidakadilan, khususnya bagi mereka yang mengalami kekerasan atau pelecehan.

“Jangan pernah diam. Suaramu penting. Jika dirugikan atau dilecehkan, perempuan harus berani melapor. Negara harus hadir, dan kita semua bertanggung jawab menciptakan ruang yang aman,” ujarnya penuh penekanan.

Puan juga menegaskan bahwa emansipasi bukan perjuangan sepihak. Ini adalah gerakan kolektif, tempat laki-laki dan perempuan bahu membahu membangun bangsa yang setara dan berkeadilan.

“Kesetaraan itu bukan hanya soal hak, tapi soal kepercayaan dan peluang. Perempuan harus diberi ruang yang layak, kesempatan yang sama, dan tempat di meja pengambilan keputusan,” tutup Puan.

mediarelasi.id – Di tengah semangat peringatan Hari Kartini, Ketua DPR RI Puan Maharani menyuarakan pesan kuat bagi seluruh perempuan Indonesia: jangan ragu untuk bersuara dan bermimpi setinggi langit.

“Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan luar biasa di negeri ini. Ini bukan sekadar hari mengenang sejarah, tapi panggilan untuk melanjutkan perjuangan Ibu Kartini—perjuangan agar perempuan bisa berpikir merdeka, berpendidikan, dan berdaya di tengah masyarakat,” ujar Puan, Senin (21/4/2025).

Menurutnya, peringatan Hari Kartini harus menjadi titik balik untuk mempertegas kembali posisi perempuan di berbagai aspek kehidupan. “Kita harus berani bermimpi besar. Tapi mimpi itu tidak cukup—perempuan juga perlu diberikan ruang untuk membuktikan bahwa mereka mampu. Kesempatan itu penting, dan perempuan harus saling menguatkan untuk menciptakannya,” tegasnya.

Puan menekankan, seperti RA Kartini dahulu membuka jalan bagi akses pendidikan perempuan, kini saatnya generasi perempuan masa kini melanjutkan tongkat estafet dengan penuh keberanian.

Baca Juga:  Program Makan Bergizi Gratis Diminati Warga Bogor, Jaro Ade: Ini Aspirasi Nyata Masyarakat

“Kita sudah menyaksikan banyak perempuan Indonesia yang berhasil menembus batas, menempuh pendidikan tinggi, dan menjadi pemimpin di bidangnya. Ini adalah hasil dari mimpi-mimpi yang tidak dikubur, tapi dikejar dengan gigih,” ujarnya.

Sebagai mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan juga menegaskan bahwa perempuan adalah pilar penting pembangunan. Karena itu, menurutnya, kesetaraan gender dalam ruang kebijakan bukan sekadar idealisme, tapi kebutuhan.

“Kehadiran perempuan dalam posisi strategis dan pengambilan keputusan adalah bentuk nyata dari emansipasi yang dirindukan Kartini,” kata Puan.

Ia menyebutkan bahwa Kartini masa kini bisa hadir dalam berbagai bentuk: dari parlemen hingga dapur rumah tangga, dari ruang kelas hingga ruang rapat, semua memiliki kekuatan untuk menggerakkan perubahan.

“Kita sudah melihat perempuan memimpin bangsa ini. Contohnya Ibu Megawati Soekarnoputri. Itu bukti bahwa perempuan Indonesia bisa, meski jalannya tidak selalu mulus,” ungkap Puan. “Dan setiap langkah perempuan yang berhasil menembus batas, adalah pintu yang terbuka bagi perempuan lainnya.”

Dalam momentum Hari Kartini 2025 ini, Puan juga menyerukan keberanian untuk melawan ketidakadilan, khususnya bagi mereka yang mengalami kekerasan atau pelecehan.

“Jangan pernah diam. Suaramu penting. Jika dirugikan atau dilecehkan, perempuan harus berani melapor. Negara harus hadir, dan kita semua bertanggung jawab menciptakan ruang yang aman,” ujarnya penuh penekanan.

Puan juga menegaskan bahwa emansipasi bukan perjuangan sepihak. Ini adalah gerakan kolektif, tempat laki-laki dan perempuan bahu membahu membangun bangsa yang setara dan berkeadilan.

“Kesetaraan itu bukan hanya soal hak, tapi soal kepercayaan dan peluang. Perempuan harus diberi ruang yang layak, kesempatan yang sama, dan tempat di meja pengambilan keputusan,” tutup Puan.

Berita Terkait

Wapres Tak Akan Permanen Berkantor di Papua, Tapi Bisa Lakukan Kunjungan Kerja
Tom Lembong di Persimpangan Hukum: Dari Kabinet ke Kursi Terdakwa
Raja Juli Antoni Ingin Standar Keamanan Pendakian Gunung Diperketat
Sufmi Dasco, Sosok Tenang di Balik Banyak Solusi Politik
Gibran Blusukan ke Blitar, Ziarah ke Makam Bung Karno Jadi Awal Kunjungan
Lestari Moerdijat: Cagar Budaya Berperan Strategis Bangun Jati Diri dan Kebangsaan
Dinamika Politik Kabinet Prabowo: Antara Loyalitas Koalisi dan Dorongan Reformasi
Rieke Diah Pitaloka Puji Pembatalan Izin Tambang di Raja Ampat dan Tegaskan Pentingnya Perlindungan Pulau Kecil
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 11:45 WIB

Wapres Tak Akan Permanen Berkantor di Papua, Tapi Bisa Lakukan Kunjungan Kerja

Jumat, 4 Juli 2025 - 10:19 WIB

Tom Lembong di Persimpangan Hukum: Dari Kabinet ke Kursi Terdakwa

Kamis, 3 Juli 2025 - 08:40 WIB

Raja Juli Antoni Ingin Standar Keamanan Pendakian Gunung Diperketat

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:40 WIB

Sufmi Dasco, Sosok Tenang di Balik Banyak Solusi Politik

Kamis, 19 Juni 2025 - 09:34 WIB

Gibran Blusukan ke Blitar, Ziarah ke Makam Bung Karno Jadi Awal Kunjungan

Berita Terbaru