Guncangan Politik: Eks Presiden Duterte Ditangkap atas Perintah ICC!

mediarelasi.id – Filipina dikejutkan oleh kabar besar: mantan Presiden Duterte resmi ditangkap pada Selasa (11/3) setelah tiba di Bandara Internasional Manila. Aparat kepolisian bergerak cepat menindaklanjuti surat perintah dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), yang menjeratnya atas kebijakan kontroversial “perang melawan narkoba”—sebuah langkah yang merenggut ribuan nyawa dan memicu kecaman dunia.
“Interpol Manila menerima dokumen resmi terkait surat perintah penangkapan dari ICC pagi tadi,” ungkap Istana Kepresidenan Filipina dalam pernyataan resminya.
Kini, Duterte berada dalam tahanan, menghadapi kenyataan baru setelah bertahun-tahun dikenal sebagai pemimpin yang keras dan tanpa kompromi terhadap kejahatan narkotika.
Sehari sebelum penangkapannya, pada Senin (10/3), Duterte tampak sudah mengantisipasi situasi ini. Dalam pidatonya di Hong Kong, ia menegaskan kesiapan menghadapi segala konsekuensi.
“Jika memang benar ada surat perintah itu, saya tidak melakukannya untuk diri saya sendiri. Saya melakukannya untuk keluarga saya, rakyat, dan negara ini,” ujarnya, membela kebijakan garis kerasnya.
Ia pun menerima kemungkinan dipenjara dengan sikap pasrah. “Jika ini memang takdir saya, biarlah begitu. Mereka bisa menangkap dan memenjarakan saya,” tambahnya.
Duterte dikenal sebagai sosok pemimpin nyentrik yang mengguncang politik Filipina sejak menjabat sebagai Presiden pada 2016.
Sebelumnya, ia adalah Wali Kota Davao yang tak kenal kompromi dalam menindak pelaku kriminal. Janjinya untuk memberantas narkoba dengan kebijakan tangan besi mengantarkannya ke puncak kekuasaan, meski di saat yang sama mengundang kritik tajam dari komunitas internasional.
Sementara itu, pemerintah Filipina di bawah kepemimpinan Presiden Ferdinand Marcos Jr. masih menunggu komunikasi resmi dari Interpol terkait status hukum Duterte. Meski demikian, mereka tidak menutup kemungkinan akan mengikuti prosedur yang berlaku.
“Aparat penegak hukum kami akan bertindak sesuai hukum jika surat perintah tersebut memang harus dijalankan atas permintaan Interpol,” ujar Wakil Sekretaris Komunikasi Kepresidenan Filipina, Claire Castro, dalam pernyataannya kepada pers.
Penangkapan ini diperkirakan akan memicu gelombang reaksi yang besar di Filipina. Dengan basis pendukung setia yang masih kuat, akankah Duterte melawan atau menerima nasibnya? Semua mata kini tertuju pada langkah selanjutnya dari pemerintah Filipina dan dampaknya terhadap lanskap politik negara tersebut.
Responses