Gelombang Mobil Listrik China Ancam Ekspor RI: Menperin Siapkan Strategi Tangkis Dampak FTA Amerika Latin

- Penulis Berita

Kamis, 8 Mei 2025 - 16:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

China

China

mediarelasi.id – Di tengah upaya memperluas pasar kendaraan buatan dalam negeri, arus kendaraan listrik dari China berpotensi menggulung pasar utama ekspor RI di kawasan Amerika Latin—berkat perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang mulai berlaku antara Beijing dan sejumlah negara di benua tersebut.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, tak menampik bahwa FTA ini dapat memukul ekspor mobil dan suku cadang otomotif Indonesia. Negara-negara seperti Chili, Peru, Kosta Rika, dan Nikaragua yang sebelumnya menjadi destinasi ekspor utama, kini bisa dibanjiri kendaraan listrik asal Tiongkok tanpa hambatan tarif.

“Ini tentu berpengaruh. Ketika proteksi mulai longgar di negara tujuan ekspor, maka produk-produk kita akan bersaing dengan barang-barang dari China yang lebih murah karena didukung FTA,” ujar Agus dalam acara New Energy Vehicle Summit 2025 yang digelar di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (6/5).

Baca Juga:  BYD Siap Menggagas Pabrik Kendaraan Listrik Baru di Turki

Agus menegaskan, pemerintah tidak tinggal diam. Serangkaian strategi proteksi dan penyesuaian kebijakan tengah dirancang untuk melindungi daya saing industri otomotif nasional. “Kita juga melihat bahwa ekspor otoparts kita ke Amerika cukup besar. Jadi bukan hanya mobil, tapi ekosistem komponen juga harus diperhatikan,” katanya.

Dampak dari FTA ini bukan hanya ancaman dagang. Lebih dari itu, ini soal geopolitik baterai dan teknologi hijau. Berdasarkan laporan Parlemen Eropa, China kian agresif memborong lithium, tembaga, dan niobium dari Amerika Latin—bahan vital baterai kendaraan listrik. Hasilnya: dominasi rantai pasok dan teknologi otomotif masa depan.

Baca Juga:  Estimasi Jalur Jatuhnya Objek Antariksa Kosmos 482 di Wilayah Indonesia

Menurut data Gaikindo, negara-negara Amerika Latin memang menjadi pangsa ekspor mobil terbesar dari Indonesia di luar Asia. Namun kini, pasar itu terancam direbut oleh mobil-mobil NEV (new energy vehicles) dari Negeri Tirai Bambu.

“Situasi ini menjadi pengingat. Saat kita menghadapi proteksi dari Amerika, negara lain juga bereaksi. Mereka akan melirik Indonesia, bukan sebagai mitra dagang, tapi sebagai pasar. Kita harus siap,” kata Agus.

Kini, pemerintah berada di persimpangan antara mempertahankan kinerja ekspor atau menyusun ulang peta kekuatan industri otomotif nasional. Satu hal yang pasti, dalam dunia otomotif global yang semakin digerakkan oleh energi baru dan aliansi strategis, siapa yang lambat beradaptasi bisa tertinggal jauh di belakang.

Berita Terkait

Sunway Medical Centre Perluas Layanan untuk Pasien Indonesia dengan Kantor Penghubung di Jakarta
Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN
Disiksa Berjam-jam! Begini Ketatnya Uji Ketahanan iPhone di Lab Apple
Dukung Industri Baterai dan Kendaraan Listrik, SPSL Perkuat Layanan Logistik Terintegrasi
Menkomdigi Tegaskan Pentingnya Ruang Siber dalam Menjaga Kedaulatan Bangsa
Suzuki Perkenalkan Fronx, SUV Ringkas Hybrid dengan Fitur Keamanan Lengkap
Sprint Asia Dorong Loyalitas Pelanggan yang Berkelanjutan di Loyalty Summit 2025
Kenapa Banyak Pesawat Berwarna Putih? Ini 5 Alasan Utamanya
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:04 WIB

Sunway Medical Centre Perluas Layanan untuk Pasien Indonesia dengan Kantor Penghubung di Jakarta

Kamis, 26 Juni 2025 - 13:47 WIB

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Senin, 16 Juni 2025 - 13:08 WIB

Disiksa Berjam-jam! Begini Ketatnya Uji Ketahanan iPhone di Lab Apple

Sabtu, 14 Juni 2025 - 17:45 WIB

Dukung Industri Baterai dan Kendaraan Listrik, SPSL Perkuat Layanan Logistik Terintegrasi

Jumat, 30 Mei 2025 - 08:31 WIB

Menkomdigi Tegaskan Pentingnya Ruang Siber dalam Menjaga Kedaulatan Bangsa

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB