Geger “Jatah Proyek”: Nama Kadin Diduga Dicatut Oknum demi Rp5 Triliun dari Chandra Asri

Kadin

mediarelasi.idSebuah video memperlihatkan aksi sekelompok pria berbaju putih dan berhelm proyek yang mengklaim sebagai utusan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Cilegon, tengah mendesak PT Chandra Asri Petrochemical untuk menyerahkan “jatah proyek” bernilai fantastis—Rp5 triliun. Tanpa lelang. Tanpa prosedur.

Video yang diambil di kawasan industri Krakatau Steel, Cilegon, ini langsung viral. Tak butuh waktu lama, publik pun murka. Yang jadi sorotan bukan hanya permintaan uang dalam jumlah jumbo, tetapi juga pencatutan nama besar Kadin yang selama ini dikenal sebagai representasi sah komunitas pengusaha Indonesia.

Salah satu pria dalam video bahkan menyebut secara eksplisit, “5 triliun untuk Kadin… 3 triliun untuk Kadin tanpa lelang.” Pernyataan itu bukan hanya terdengar seperti candaan yang keterlaluan, tapi juga menimbulkan kegelisahan soal praktik “jatah menjatah” proyek di balik layar investasi besar-besaran.

Kadin Pusat Gerak Cepat: “Kami Tidak Akan Diam”

Merespons cepat kegaduhan ini, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie langsung mengeluarkan pernyataan tegas. Dalam nada penuh kekecewaan, ia memastikan bahwa organisasi yang ia pimpin tidak akan membiarkan nama Kadin dicemari oleh perilaku segelintir oknum.

“Kami sudah membentuk tim investigasi. Penting untuk mengungkap apakah para pelaku benar-benar bagian dari Kadin atau hanya mengaku-ngaku demi kepentingan pribadi,” kata Anindya dalam konferensi pers resminya.

Ia menambahkan bahwa tindakan seperti ini tidak hanya berpotensi mencoreng nama baik Kadin, tetapi juga bisa merusak iklim investasi di tengah upaya serius menarik investor ke tanah air. Kadin, kata Anindya, memegang teguh prinsip probisnis, pro-lapangan kerja, dan propemberdayaan daerah.

Verifikasi, Etika, dan Investigasi

Tak berhenti pada retorika, Kadin langsung membentuk tim verifikasi dan etik. Mereka akan bekerja sama dengan Gubernur Banten Andra Soni, BKPM, serta aparat penegak hukum untuk menggali fakta di balik layar.

“Ini bukan kasus yang bisa diselesaikan hanya di media sosial. Kami butuh tatap muka, klarifikasi menyeluruh, dan tindakan nyata,” ujar Anindya.

Ia menegaskan bahwa apa pun hasil penyelidikan nanti, satu hal sudah jelas: tindakan para pria dalam video tersebut tidak mencerminkan sikap resmi Kadin.

Apindo Turut Bersikap: Ini Bukan Masalah Sepele

Dukungan juga datang dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani, menegaskan bahwa kejadian seperti ini harus ditanggapi serius karena menyentuh titik krusial: keamanan dan kepastian dalam berusaha.

“Perlu ada investigasi menyeluruh. Harus dipastikan apakah tindakan itu mewakili organisasi atau hanya ulah personal,” tegas Shinta.

Kesimpulan Sementara: Reputasi Dipertaruhkan

Proyek pembangunan pabrik kimia CA-EDC milik Chandra Asri yang bernilai total Rp15 triliun seharusnya jadi simbol kemajuan industri. Namun sayangnya, kini justru diseret dalam drama soal pencatutan nama organisasi demi ‘jatah proyek’ bernuansa kolusi.

Publik kini menanti hasil investigasi resmi. Tapi satu pelajaran sudah jelas: integritas kelembagaan tak bisa dibeli, dan nama baik tak boleh diperdagangkan di balik meja.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *