Gaya Prabowo di May Day: Lepas Baju Usai Pidato, Serukan Kerja Sama dan Janji Pro-Buruh

Prabowo

mediarelasi.id — Ada momen tak biasa di Lapangan Monas, Kamis siang, saat Presiden Prabowo Subianto menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional. Di hadapan ribuan massa buruh, Prabowo tak hanya menyampaikan pidato politik bernuansa pro-pekerja, tapi juga menciptakan kejutan simbolik: melepas bajunya dan melemparkannya ke kerumunan.

Dengan mengenakan setelan safari cokelat, topi biru, dan kacamata hitam, Prabowo tampil santai namun penuh semangat saat menyapa para buruh. Dalam pidatonya yang berlangsung sekitar 30 menit, ia menyampaikan berbagai komitmen—mulai dari pembentukan Satuan Tugas Pengawasan PHK, rencana pembentukan Dewan Kesejahteraan Nasional Buruh, hingga pengkajian ulang sistem outsourcing.

“Terima kasih kalian sudah menunggu saya, di tengah panas, kalian masih mau dengar pidato saya. Selamat Hari Buruh Internasional. Semoga Tuhan Yang Maha Besar melindungi kita semua,” ucap Prabowo dari atas panggung.

Ia menegaskan perlunya kolaborasi antara pemerintah dan pekerja demi memastikan kekayaan negara benar-benar dinikmati seluruh rakyat.

“Saya minta dukunganmu, bantuanmu. Bersama-sama kita selamatkan kekayaan negara, kekayaan rakyat,” tambahnya.

Namun yang paling mencuri perhatian justru terjadi usai pidato.

Dengan spontan, Prabowo melepas kemeja safarinya dan melemparkannya ke arah massa buruh yang berdiri di depan panggung. Aksi ini langsung disambut sorak-sorai dan tepuk tangan dari peserta aksi.

Setelah turun dari panggung, Prabowo melanjutkan interaksinya dengan para buruh. Ia menyapa dari dalam mobil dan bahkan membagikan baju kepada mereka sebelum meninggalkan lokasi.

Sejumlah pejabat tinggi turut hadir dalam acara May Day kali ini, di antaranya Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Ahmad Muzani, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, dan Menteri Hukum Supratman Andi Agtas. Dari luar negeri, hadir pula Sekjen Serikat Buruh Dunia, Shoya Yoshida.

May Day 2025 di Monas menjadi panggung tak hanya untuk menyuarakan aspirasi buruh, tetapi juga menampilkan gaya kepemimpinan Prabowo yang penuh gestur simbolik—antara pesan populis dan panggung politik.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *