mediarelasi.id – Empat seniman lukis asal Indonesia ikut serta dalam pameran seni bertaraf internasional bertajuk The Charms of Beijing International Art Exchange Exhibition and the 2nd Art Exhibition of the Southeast and South Asia Chapter of the Western Returned Scholars Association. Acara ini berlangsung di Museum Blanc de Chine-Dehua Porcelain, Beijing, Tiongkok, dari 17 hingga 20 Mei 2025.
Keempat pelukis tersebut adalah Elsiwi Oratmangun, Emmy Go, Suharmanto, dan Mas Hedi Suryatna. Keikutsertaan mereka menjadi salah satu upaya memperkenalkan karya seni rupa Indonesia di panggung global serta memperluas jejaring kreatif lintas negara.
Pameran ini menampilkan karya sekitar 80 seniman dari berbagai negara, termasuk Tiongkok, Malaysia, Vietnam, Filipina, Singapura, dan Yunani—menjadikannya wadah penting bagi pertukaran budaya dan ide visual antar kawasan.
Elsiwi Oratmangun, pelukis yang kini bermukim di Beijing, memamerkan dua karya bertema alam musim semi berjudul All the Flowers of All the Tomorrows Are in the Seed of Today dan Whispering Spring of Scarlet. Sementara itu, Emmy Go, seniman asal Papua, menghadirkan lukisan berjudul The Coming Light.
Pelukis asal Yogyakarta, Suharmanto, menampilkan karya The Power of Red yang sarat warna dan makna. Sedangkan Mas Hedi Suryatna, yang juga tinggal di Beijing, membawa karyanya bertajuk The Golden Silk Road, yang merefleksikan hubungan budaya dan sejarah antara Asia Timur dan Asia Tenggara.
Elsiwi, yang juga merupakan istri dari Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, menyampaikan harapannya agar keikutsertaan para seniman Indonesia dalam pameran ini mampu membuka jalan bagi lebih banyak kolaborasi seni dan memperkuat pemahaman antarbudaya.
Dubes Djauhari Oratmangun turut memberikan apresiasi atas partisipasi para pelukis Tanah Air dalam pameran ini, sebagai langkah aktif dalam diplomasi budaya Indonesia.
“Indonesia memiliki banyak seniman berbakat. Melalui partisipasi seperti ini, saya harap karya-karya mereka bisa semakin dikenal di dunia internasional, khususnya di Tiongkok,” ujarnya.
Pameran ini merupakan hasil kolaborasi antara Asia Artists Association dan Southeast and South Asia Sub-Committee of the Western Returned Scholars Association, yang bertujuan mempererat pertukaran seni dan budaya di kawasan Asia.