Duka di Lembah Baliem Wamena, Uluran Tangan dari Kemensos Mulai Bergerak

mediarelasi.id – Wamena menangis. Banjir dan longsor yang menerjang Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, telah memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka—bukan karena ingin, tapi karena harus. Di tengah kabut dan curah hujan yang tak kunjung reda, bantuan pun mulai disiapkan.
Kementerian Sosial tak tinggal diam. Lewat komando Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, logistik penting segera diberangkatkan dari Gudang Balai Besar BBPPKS Jayapura menuju Wamena.
“Kami bergerak cepat. Apa pun tantangannya, saudara-saudara kita di Wamena harus dibantu,” ujar Gus Ipul, Senin (28/4/2025).
Tak hanya kata-kata, barang-barang kebutuhan dasar seperti 400 selimut, 200 tenda gulung, 200 paket pakaian anak, hingga beras 1 ton langsung dipersiapkan. Total nilainya hampir Rp 400 juta, tapi bagi mereka yang kehilangan rumah dan harapan sementara, nilai sejatinya tak terukur.
Bencana ini dipicu curah hujan ekstrem dan buruknya sistem drainase yang membuat Sungai Baliem meluap dan menelan pemukiman di 22 distrik.
Di Asotipo dan Ibele Wamena, tanah longsor turut menyumbang kepedihan. Meski tak ada korban jiwa, lebih dari 2.500 orang kini harus hidup dalam ketidakpastian.
“Medannya berat. Beberapa akses jalan terputus dan kawasan Sungai Baliem tergenang luas. Tapi kami terus berusaha,” kata Gus Ipul, menekankan tantangan distribusi bantuan di wilayah yang terpencil dan berbukit itu.
Sebagai langkah cepat, Bupati Jayawijaya menetapkan status tanggap darurat bencana hingga 8 Mei 2025 dan membentuk satuan tugas khusus untuk memastikan semua bantuan tersalur tepat sasaran—termasuk dapur umum dan pendataan pengungsi.
Sementara itu, sebagian warga masih bertahan di rumah sanak saudara, menggenggam harapan sembari menunggu air surut dan hidup kembali normal.
Responses