Drama Pembebasan Terakhir: Edan Alexander Pulang, Harapan Gencatan Senjata di Gaza Menguat

- Penulis Berita

Selasa, 13 Mei 2025 - 10:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Edan Alexander

Edan Alexander

mediarelasi.id Dalam sebuah momen yang menegangkan namun penuh harapan, Hamas membebaskan Edan Alexander—warga negara Israel sekaligus warga Amerika Serikat terakhir yang diketahui masih hidup dan ditahan di Gaza. Langkah ini menjadi titik terang di tengah gelapnya konflik yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan membuka kembali pintu menuju kemungkinan gencatan senjata.

Senin, 12 Mei 2025, menjadi hari yang tak terlupakan bagi keluarga Alexander di Tenafly, New Jersey. Tangis haru, sorak kemenangan, dan kibaran bendera memenuhi kota kecil itu ketika kabar pembebasan Edan menyebar luas. Dalam rekaman yang dirilis oleh Forum Sandera dan Keluarga Hilang, kerabat dan teman-teman dekat meneriakkan namanya—sebuah kepulangan yang telah lama ditunggu.

Bukan hanya kemenangan personal, tetapi juga sinyal diplomatik. Pembebasan ini terjadi hanya sehari sebelum Presiden AS Donald Trump memulai lawatan penting ke Timur Tengah. Hamas menyatakan bahwa pelepasan Edan adalah hasil komunikasi langsung dengan pemerintah AS, di tengah tekanan intens dari berbagai pihak untuk mengakhiri konflik yang telah memakan ribuan korban jiwa.

Baca Juga:  Paus Leo XIV: Putra Amerika di Tahta Suci, Trump Sebut sebagai Momen Bersejarah

“Brigade Al-Qassam membebaskan tentara Zionis dan warga negara Amerika Edan Alexander setelah negosiasi dengan Amerika Serikat,” demikian pernyataan Hamas. Meski bernada politis, isinya mencerminkan perubahan arah yang mungkin sedang diupayakan oleh semua pihak: perdamaian, bukan perlawanan bersenjata.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sebelumnya menolak skema gencatan senjata tanpa syarat, kini mengapresiasi peran Trump dan menegaskan komitmennya untuk memulangkan semua sandera—baik yang hidup maupun yang gugur.

Namun suasana Gaza tetap tak menentu. Sehari sebelum pembebasan, setidaknya 10 orang dilaporkan tewas akibat serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang dijadikan tempat perlindungan pengungsi. Warga seperti Um Mohammed Zomlot dan Somaya Abu Al-Kas mengungkapkan kekhawatiran akan kembalinya serangan setiap saat. “Ada keheningan… tapi semua tahu itu bisa meledak kembali kapan saja,” ujar mereka.

Baca Juga:  Hamas Tolak Tawaran Israel, Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Kian Buntu

Pembebasan Edan Alexander bukan sekadar akhir dari penyanderaan. Ini bisa menjadi awal dari dialog baru. Menurut seorang sumber dari Hamas, penghentian sementara operasi militer Israel menjadi bagian dari kesepakatan serah terima. Di sisi lain, Food Security Phase Classification (IPC) memperingatkan bahwa 22 persen penduduk Gaza menghadapi ancaman kelaparan akut. Situasi ini memperparah urgensi untuk menghentikan perang secara permanen.

Netanyahu menyatakan bahwa delegasi Israel segera diberangkatkan ke Qatar untuk melanjutkan perundingan lebih lanjut. Meski belum ada janji konkret soal gencatan senjata, diplomasi tampaknya kembali mendapat ruang setelah lama terkubur di bawah ledakan senjata.

Dalam bayang-bayang konflik, pembebasan seorang pemuda berusia 21 tahun bisa jadi tak cukup untuk menyembuhkan luka Gaza. Namun ia adalah simbol bahwa di tengah keputusasaan, masih ada pintu yang terbuka untuk perdamaian.

Berita Terkait

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru
Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel
Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea
Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad
Kerusuhan di Los Angeles, Wali Kota Terapkan Jam Malam Akibat Protes Kebijakan Imigrasi Trump
Hamas Ragukan Seriusnya Ajakan Gencatan Senjata Israel dan AS
PBB di Ambang Perombakan Besar: Pemangkasan Anggaran, Ribuan Pegawai Terancam
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:20 WIB

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Senin, 16 Juni 2025 - 12:49 WIB

Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:16 WIB

Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea

Sabtu, 14 Juni 2025 - 18:16 WIB

Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB