Diterpa Gempa, Festival Songkran Thailand Terancam Sepi Wisatawan

Diterpa Gempa, Festival Songkran Thailand Terancam Sepi Wisatawan

mediarelasi.id Thailand bersiap menyambut Festival Songkran yang semarak, namun langkah para wisatawan justru berbalik arah.

Ketakutan yang dipicu oleh gempa bumi besar di Myanmar pada akhir Maret lalu memicu gelombang pembatalan perjalanan, memukul sektor pariwisata Thailand yang baru saja pulih dari pandemi.

Meski pemerintah Thailand meyakinkan bahwa perayaan tradisional Tahun Baru Thailand itu tetap aman, data menunjukkan hal sebaliknya. Asosiasi Hotel Thailand (THA) melaporkan penurunan pemesanan kamar hotel hingga 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya untuk periode 11–17 April 2025, saat Songkran berlangsung di tujuh kota wisata utama.

Gempa Besar, Ketakutan Lebih Besar

Gempa bermagnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar menyisakan trauma di sejumlah wilayah Thailand, termasuk Bangkok dan kawasan utara yang turut merasakan getaran kuat. Kekhawatiran akan keselamatan kini membayangi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

“Songkran tahun ini tampaknya tidak akan semeriah sebelumnya,” ujar Presiden THA, Thienprasit Chaiyaphatranan. Ia menyebut, hasil survei terhadap 52 hotel di Bangkok, Chiang Mai, Phuket, Krabi, Chonburi, Surat Thani, dan Chiang Rai mengungkap penurunan signifikan dalam reservasi hotel—baik dari turis domestik maupun internasional.

Hanya 32.244 kamar yang dipesan tahun ini, turun dari 42.761 pada periode yang sama tahun lalu. THA memperkirakan Thailand akan kehilangan sekitar 689 ribu pengunjung selama musim Songkran, dengan proyeksi total wisatawan mancanegara di bulan April turun menjadi 2,06 juta dari 2,75 juta tahun lalu.

Khawatir Bangunan Retak, Liburan pun Goyah

Tak sedikit wisatawan yang memutuskan batal terbang ke Negeri Gajah Putih setelah menyaksikan video dan laporan tentang bangunan retak hingga kolam renang atap yang meluber akibat getaran. Salah satunya Nguyen Thuy Trang dari Hanoi, yang memilih membatalkan liburannya setelah dua hari penuh mencari saran di forum-forum perjalanan.

Diterpa Gempa, Festival Songkran Thailand Terancam Sepi Wisatawan

“Kami menerima banyak penjadwalan ulang untuk Mei atau setelahnya,” ujar Direktur Umum Du Lich Viet, Pham Anh Vu. Hal senada disampaikan Trang An Travel: pemesanan tur Songkran menurun drastis, seiring kekhawatiran keselamatan yang belum mereda.

Langkah Darurat dan Ancaman Jangka Panjang

Untuk meredam kekhawatiran, THA mengusulkan penerapan sertifikasi keselamatan untuk hotel—serupa dengan stiker SHA+ yang digunakan saat pandemi. Ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan wisatawan.

Namun, tantangan tak berhenti di sana. Kenaikan tarif oleh pemerintah Amerika Serikat juga dinilai turut berkontribusi terhadap penurunan kunjungan turis dari Negeri Paman Sam. “Dalam beberapa bulan ke depan, dampaknya bisa semakin terasa,” kata Thienprasit.

Di sisi lain, pemerintah Thailand tetap bergeming. Festival Songkran akan tetap digelar sesuai jadwal, termasuk di Bangkok dan Chiang Mai. Tradisi perang air jalanan yang menjadi simbol penyucian diri diyakini masih akan menyedot perhatian, meski mungkin tak seheboh tahun-tahun sebelumnya.

Namun, waktu kejadian gempa yang begitu dekat dengan puncak musim wisata jelas menjadi tantangan berat bagi Thailand. Sekitar 10 persen turis asing bahkan dilaporkan meninggalkan hotel lebih awal setelah gempa mengguncang, menurut laporan Bloomberg.

Beberapa platform perjalanan dari Tiongkok pun telah menawarkan pembatalan dan pengembalian dana penuh untuk reservasi hotel dan tiket pesawat ke wilayah terdampak, termasuk Thailand, Myanmar, dan Laos.

Saat Songkran yang biasanya penuh tawa dan cipratan air mendekat, ketenangan justru menjadi suasana yang mendahului. Di tengah upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata, Thailand harus berpacu dengan waktu—dan rasa takut.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *