Crotalus: Suara Kayu yang Menggema di Tengah Heningnya Tuguran Kamis Putih

- Penulis Berita

Rabu, 16 April 2025 - 10:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Crotalus

Crotalus

mediarelasi.idDi tengah suasana hening dan syahdu ibadah Kamis Putih, ada satu bunyi yang berbeda dari biasanya—bukan denting lonceng logam, melainkan suara kayu yang beradu. Itulah suara Crotalus, alat liturgi yang hanya muncul pada momen-momen sakral menjelang Paskah.

Setelah Misa Kamis Putih, umat Katolik melanjutkan malam dengan ibadah Tuguran—doa malam yang penuh keheningan, sebagai bentuk berjaga-jaga bersama Yesus yang sedang mengalami penderitaan-Nya. Tuguran menjadi sarana spiritual untuk menyatu dalam cinta dan pengorbanan Kristus, sembari merenungkan jalan salib-Nya.

Pada malam itu, Sakramen Mahakudus yang telah dikonsekrasi tidak disimpan di tabernakel utama, melainkan dipindahkan ke Altar Tuguran—sebuah tempat sederhana yang dihias khusus. Di sinilah umat diajak untuk berjaga dalam doa, dalam suasana sunyi penuh kontemplasi.

Baca Juga:  KPK Hadirkan Dua Pakar di Sidang Hasto, Optimistis Hakim Bersikap Netral

Dalam ibadah yang tenang itu, Crotalus memainkan peran uniknya. Tidak seperti lonceng perak yang biasa digunakan dalam misa, Crotalus—alat dari kayu yang ketika diputar mengeluarkan suara “pletak-pletak” khas—menggantikan suara logam sejak Kamis Putih hingga Sabtu Suci.

Istilah Crotalus berasal dari bahasa Latin, yang diserap dari bahasa Yunani krotalon, berarti “alat yang berderak.” Di Indonesia sendiri, penyebutannya bervariasi. Ada yang menyebutnya keprak, klotokan, hingga pletekan, seperti yang lazim diucapkan oleh para misdinar di Paroki Katedral Jakarta.

Baca Juga:  Warisan Budaya: Fondasi Identitas dan Kekuatan Bangsa Indonesia

Bentuknya sederhana, terbuat dari kayu, namun fungsinya sangat simbolis. Suara Crotalus menjadi pengingat akan penderitaan dan kematian Yesus, menggantikan kemeriahan lonceng sebagai tanda bahwa Gereja tengah memasuki masa duka dan permenungan.

Yang menarik, Crotalus adalah alat liturgi yang sangat jarang digunakan—hanya muncul dalam satu kesempatan setiap tahun: Misa Kamis Putih. Kesederhanaannya justru menyimpan makna mendalam, mengajak umat masuk dalam suasana batin yang sunyi namun penuh makna spiritual.

Berita Terkait

Keterlibatan Aktif Ibu-Ibu PKK dalam Menumbuhkan Kesadaran Hukum dan Ketahanan Sosial: Sorotan Hari Ketiga Bina Desa 2025
Mengenal Amicus Curiae: 107 Tokoh Sampaikan Pandangan Hukum Terkait Kasus Tom Lembong
Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Sekjen IKA UNAIR Imbau Wisudawan Perkuat Jaringan Alumni
Hari Ayah Sedunia: Menghargai Peran dan Cinta Tanpa Syarat Seorang Ayah
Strawberry Moon Muncul di Langit, Warisan Tradisi Kuno yang Bertemu Sains Modern
Kota Atlantis: Misteri Peradaban Legendaris yang Hilang di Dasar Laut
Polisi Tangkap Pengoplos Gas di Tangerang, Kerugian Negara Rp612 Juta
Berita ini 30 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 1 September 2025 - 08:06 WIB

Keterlibatan Aktif Ibu-Ibu PKK dalam Menumbuhkan Kesadaran Hukum dan Ketahanan Sosial: Sorotan Hari Ketiga Bina Desa 2025

Selasa, 5 Agustus 2025 - 10:56 WIB

Mengenal Amicus Curiae: 107 Tokoh Sampaikan Pandangan Hukum Terkait Kasus Tom Lembong

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:42 WIB

Sekjen IKA UNAIR Imbau Wisudawan Perkuat Jaringan Alumni

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:36 WIB

Hari Ayah Sedunia: Menghargai Peran dan Cinta Tanpa Syarat Seorang Ayah

Berita Terbaru

Politik

Soal Dualisme di Tubuh PPP, Ini Respons Kementerian Hukum

Rabu, 1 Okt 2025 - 15:46 WIB