Brigade Al-Qassam: Sayap Militer Hamas dan Perjuangan Palestina

Brigade Al-Qassam: Sayap Militer Hamas dan Perjuangan Palestina

mediarelasi.id Brigade Al-Qassam menjadi sorotan internasional sejak serangan pada 7 Oktober 2023, yang berhasil menembus perbatasan Israel. Serangan tersebut mencerminkan kemampuan militer mereka yang terus berkembang, dan diklaim berhasil menyandera sejumlah prajurit Israel.

Brigade Al-Qassam didirikan pada 1991 sebagai sayap militer Hamas, organisasi politik dan militan yang aktif di Palestina. Awalnya, brigade ini bertujuan untuk menentang perjanjian damai dengan Israel, tetapi sejak 2002, di bawah pimpinan Mohammad Deif dan Marwan Issa, fokus mereka bergeser pada perlawanan bersenjata terhadap Israel.

Brigade ini memainkan peran penting dalam konflik Israel-Palestina, seringkali dianggap sebagai simbol perlawanan oleh masyarakat Palestina, terutama di Gaza. Serangan yang mereka lakukan semakin terorganisir dan intens, terutama sejak Hamas mengambil alih Jalur Gaza pada 2007.

Brigade Al-Qassam mendapatkan namanya dari Izz Ad-Din al-Qassam, tokoh perlawanan Palestina. Awalnya beroperasi secara rahasia, brigade ini kini telah berkembang menjadi pasukan militer yang lebih terstruktur, dengan anggotanya diperkirakan antara 7.000 hingga 10.000 orang, didukung oleh sekitar 20.000 anggota cadangan.

Konflik terbaru pada 2023 membawa brigade ini ke panggung utama dunia, terutama dengan keterlibatan pemimpin mereka, Mohammad Deif, yang dikenal sebagai tokoh kunci dalam serangan besar tersebut. Meski dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel pada Juli 2024, status kematiannya masih menjadi kontroversi hingga saat ini.

Dalam perkembangan terbaru, Brigade Al-Qassam telah menyatakan kesetiaannya kepada Yahya Sinwar, ketua baru biro politik Hamas yang menggantikan Ismail Haniyeh setelah Haniyeh tewas dalam serangan di Teheran. Sinwar dikenal sebagai arsitek operasi “Banjir Al-Aqsa” pada Oktober 2023, dan pemilihan dirinya menandakan fase baru dalam perjuangan Hamas dan Brigade Al-Qassam.

Dengan blokade yang semakin ketat dan meningkatnya krisis kemanusiaan di Gaza, pengangkatan Sinwar sebagai pemimpin Hamas serta dukungan penuh dari Brigade Al-Qassam memperkuat posisi kelompok ini dalam konflik yang terus berkecamuk.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *