Botok: Rasa yang Tersimpan dalam Lipatan Waktu

- Penulis Berita

Rabu, 28 Mei 2025 - 19:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

mediarelasi.id – Ada yang istimewa dari sebungkus botok yang mengepul di atas meja makan: ia tak hanya membawa rasa, tapi juga kenangan. Kenangan tentang dapur nenek, aroma kelapa parut yang ditumis, dan suara kukusan yang lirih memanggil lapar. Di balik balutan daun pisang, botok menyimpan sesuatu yang lebih dari sekadar lauk pauk.

Botok adalah kisah yang dikukus dalam keheningan. Ia tidak digoreng dalam gegap gempita atau dibakar dengan nyala besar. Ia dimatangkan dalam pelan, seperti nilai-nilai Jawa yang tumbuh dengan kesabaran dan kesahajaan.

Dibuat dari rempah dan kelapa parut, lalu dipadukan dengan tempe, tahu, ikan, bahkan jantung pisang, botok bukan soal satu bahan—tapi tentang harmoni. Ia tak menuntut kesempurnaan, melainkan keikhlasan dari sang peracik. Karena setiap bumbu, setiap iris, setiap lipatan daun, semua mengandung niat baik.

Baca Juga:  Kartu Langganan Whoosh Catat Penjualan Tinggi, KCIC Siapkan Layanan Digital

“Botok itu bukan cuma makanan, tapi cara kita menjaga ingatan,” ucap Alex, seorang penggemar botok yang tumbuh bersama masakan tradisional.

Baginya, botok adalah simbol keterhubungan antara rasa dan rumah.

Yang membuat botok istimewa bukanlah tampilannya, melainkan fleksibilitasnya. Tak ada dua botok yang benar-benar sama. Setiap wilayah, bahkan setiap rumah, punya cara berbeda dalam meraciknya. Namun dari perbedaan itulah tercipta kekayaan: ragam rasa yang berpangkal pada akar yang sama.

Baca Juga:  Instagram Paus Leo XIV Langsung Viral, Warganet Banjiri Unggahan Pertama

Di tengah zaman yang serba cepat, botok hadir sebagai pengingat: bahwa hal-hal terbaik sering lahir dari proses yang perlahan. Di tengah tren kuliner kekinian, botok berdiri tenang—tidak untuk bersaing, tapi untuk menyentuh. Ia tidak berteriak dalam bentuk plating mewah, tapi berbisik pelan dalam aroma hangat yang menenangkan.

Mungkin, itulah kekuatan sejati botok: ia tidak mencoba menjadi tren. Ia hanya menjadi dirinya sendiri. Dan justru karena itu, ia tak pernah benar-benar hilang.

Botok adalah rasa yang terus hidup, disimpan dalam lipatan daun pisang, dikukus dalam ingatan, dan disajikan dengan cinta.

Berita Terkait

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Sekjen IKA UNAIR Imbau Wisudawan Perkuat Jaringan Alumni
Hari Ayah Sedunia: Menghargai Peran dan Cinta Tanpa Syarat Seorang Ayah
Strawberry Moon Muncul di Langit, Warisan Tradisi Kuno yang Bertemu Sains Modern
Kota Atlantis: Misteri Peradaban Legendaris yang Hilang di Dasar Laut
Polisi Tangkap Pengoplos Gas di Tangerang, Kerugian Negara Rp612 Juta
Kenapa Banyak Pesawat Berwarna Putih? Ini 5 Alasan Utamanya
Lonjakan Penumpang 3 Kali Lipat, Karawang Jadi Magnet Baru Pengguna Whoosh
Berita ini 20 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:42 WIB

Sekjen IKA UNAIR Imbau Wisudawan Perkuat Jaringan Alumni

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:36 WIB

Hari Ayah Sedunia: Menghargai Peran dan Cinta Tanpa Syarat Seorang Ayah

Kamis, 12 Juni 2025 - 09:08 WIB

Strawberry Moon Muncul di Langit, Warisan Tradisi Kuno yang Bertemu Sains Modern

Jumat, 30 Mei 2025 - 09:47 WIB

Kota Atlantis: Misteri Peradaban Legendaris yang Hilang di Dasar Laut

Berita Terbaru

Internasional

Presiden Prabowo Disambut Hangat oleh Putra Mahkota Arab Saudi

Jumat, 4 Jul 2025 - 12:31 WIB

BMKG Catat Gempa M 4,7 di Laut Talaud, Sulawesi Utara

Daerah

BMKG Catat Gempa M 4,7 di Laut Talaud, Sulawesi Utara

Jumat, 4 Jul 2025 - 10:30 WIB