mediarelasi.id – Bencana banjir besar melanda wilayah tenggara Australia, khususnya di negara bagian New South Wales, menyebabkan ribuan warga terisolasi dan menelan korban jiwa. Lima orang dilaporkan tewas, sementara puluhan ribu lainnya terdampak langsung, terutama di daerah pesisir tengah utara.
Dilansir dari CNA, Senin (26/5/2025), helikopter milik pemerintah dikerahkan untuk mengirimkan bantuan darurat, termasuk pakan ternak, kepada petani yang tak bisa dijangkau melalui darat. Akses ke berbagai kota tertutup akibat hujan deras berhari-hari yang mengakibatkan banjir meluas dan kerusakan parah pada infrastruktur serta properti warga.
Diperkirakan lebih dari 10.000 properti mengalami kerusakan, dengan banyak jalan dan rambu lalu lintas tenggelam dalam air setinggi kaca depan kendaraan. Saat ini, sekitar 32.000 orang masih terisolasi, meskipun air banjir mulai sedikit surut.
Pemerintah negara bagian telah melakukan sekitar 43 pengiriman bantuan melalui udara dan 130 pengiriman lainnya lewat berbagai metode untuk membantu warga terdampak, khususnya yang bergantung pada peternakan. Ternak yang terjebak turut mendapat perhatian khusus berupa perawatan dan suplai makanan.
Pada saat puncak bencana, sekitar 50.000 penduduk berada dalam kondisi terputus total, akibat sungai-sungai yang meluap secara cepat. Perdana Menteri Anthony Albanese menyebut situasi di lokasi terdampak masih dalam kondisi darurat, meski sejumlah upaya pembersihan dan pemulihan sudah dimulai.
Australia saat ini menghadapi tren cuaca ekstrem yang makin sering, diduga kuat berkaitan dengan perubahan iklim global. Setelah bertahun-tahun menghadapi kebakaran hutan dan kekeringan, kini banjir menjadi ancaman yang terus berulang.
Bencana ini menjadi pengingat nyata bahwa adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim perlu segera diperkuat. Peran bantuan udara menjadi sangat vital di tengah krisis, membantu menjangkau komunitas yang terisolasi dan mempercepat proses pemulihan.