Amerika Serikat Kurangi Keterlibatan sebagai Mediator Konflik Ukraina-Rusia

- Penulis Berita

Senin, 5 Mei 2025 - 13:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Amerika Serikat

Amerika Serikat

mediarelasi.idPemerintah Amerika Serikat menyatakan akan mengurangi keterlibatan langsungnya dalam proses mediasi antara Rusia dan Ukraina. Kebijakan tersebut diumumkan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, yang menegaskan bahwa tanggung jawab negosiasi kini sepenuhnya dialihkan kepada pihak yang bertikai.

“Kami tidak akan terus-menerus berkeliling dunia untuk memediasi pertemuan. Saat ini, Rusia dan Ukraina harus mengajukan serta menyusun ide konkret terkait penyelesaian konflik,” ujar Bruce, seperti dikutip dari Euronews, Senin (5/5/2025).

Langkah ini mencerminkan perubahan strategi setelah serangkaian inisiatif diplomatik AS sebelumnya tidak menghasilkan kesepakatan damai. Menteri Luar Negeri Marco Rubi menegaskan bahwa tanpa perkembangan signifikan, AS akan mempertimbangkan penghentian total dukungan terhadap upaya gencatan senjata.

Baca Juga:  Max Keiser: BRICS Siapkan Stablecoin Berbasis Emas, Siap Tantang Dolar

Administrasi Presiden Trump sebelumnya telah mengusulkan sejumlah inisiatif, termasuk gencatan senjata sementara selama 30 hari dan pengamanan infrastruktur sipil melalui kesepakatan parsial. Proposal ini dibahas dalam beberapa pertemuan, termasuk di Arab Saudi, bersama pejabat Rusia.

Namun, sebagian besar usulan tersebut belum mendapat tanggapan konstruktif dari Moskow. Ukraina, sebaliknya, menerima proposal gencatan senjata yang diajukan dan menyerukan penghentian permusuhan tanpa prasyarat. Kyiv menilai ketidaktegasan Rusia dalam menanggapi usulan tersebut sebagai indikasi strategi negosiasi yang belum berkembang.

Baca Juga:  Putin Ajak Ukraina ke Meja Perundingan, Eropa Desak Gencatan Senjata 30 Hari

Wakil Presiden JD Vance menambahkan bahwa saat ini kedua pihak telah memahami posisi masing-masing, dan beban penyelesaian konflik kini tidak lagi berada di tangan pihak luar.

Sementara itu, kekhawatiran muncul dari beberapa negara Eropa yang menganggap pendekatan bilateral ini mengurangi ruang partisipasi bagi sekutu dalam proses pengambilan keputusan terkait perdamaian di kawasan tersebut.

Berita Terkait

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru
Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan
Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel
Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea
Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad
Kerusuhan di Los Angeles, Wali Kota Terapkan Jam Malam Akibat Protes Kebijakan Imigrasi Trump
Hamas Ragukan Seriusnya Ajakan Gencatan Senjata Israel dan AS
PBB di Ambang Perombakan Besar: Pemangkasan Anggaran, Ribuan Pegawai Terancam
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 13:20 WIB

Veteran AS Lebih Rentan Masuk Penjara, Terapi Kuda Jadi Harapan Baru

Senin, 16 Juni 2025 - 13:00 WIB

Perjalanan Spektakuler Melintasi 50 Terowongan dan 77 Jembatan di Taiwan

Senin, 16 Juni 2025 - 12:49 WIB

Iran Desak Negara-Negara Islam Bersatu Hadapi Agresi Israel

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:16 WIB

Israel Gempur Teheran, Iran Balas dengan Serangan Rudal ke Galilea

Sabtu, 14 Juni 2025 - 18:16 WIB

Modi Tinjau Langsung Lokasi Jatuhnya Air India AI‑171 di Ahmedabad

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB