Ahmad Muzani: Pancasila Adalah Landasan Tak Tergantikan Bangsa Indonesia

- Penulis Berita

Rabu, 21 Mei 2025 - 12:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ahmad Muzani

Ahmad Muzani

mediarelasi.idKetua MPR RI, Ahmad Muzani, menekankan pentingnya Pancasila sebagai dasar utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, setiap negara membutuhkan fondasi yang kuat, dan bagi Indonesia, Pancasila adalah pilar yang harus berdiri teguh di tengah arus globalisasi, polarisasi tajam, serta ancaman ideologi asing, baik yang datang dengan cara halus maupun konfrontatif.

Ia menegaskan, Pancasila bukan sekadar lima sila yang dirangkai dalam kata-kata. Lebih dari itu, Pancasila merupakan hasil dari pergulatan sejarah dan akulturasi nilai-nilai luhur bangsa yang bersatu dengan semangat kemerdekaan.

“Sudah selayaknya kita semua menundukkan kepala, memberi hormat dan rasa kagum kepada para pendiri bangsa yang telah merumuskan dasar negara secara ringkas namun menyeluruh,” kata Muzani.

Pancasila: Milik Semua Generasi dan Seluruh Rakyat

Muzani menekankan bahwa Pancasila tidak eksklusif milik satu kelompok atau generasi, melainkan milik bersama seluruh rakyat Indonesia. Pancasila, katanya, menciptakan ruang bagi keberagaman dan toleransi, memungkinkan masyarakat hidup berdampingan dalam perbedaan, dan saling percaya untuk membangun bangsa tanpa keharusan menjadi seragam.

Pernyataan itu disampaikan saat Muzani membuka acara Sarasehan bertajuk “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menghadapi Tantangan Geopolitik Global Menuju Indonesia Raya”, hasil kerja sama MPR RI dengan BPIP, yang digelar di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Baca Juga:  Pukat UGM Desak Negara Fokus pada Efek Jera Koruptor

Pancasila: Jangkar Kedaulatan Bangsa

Dalam pidatonya, Muzani menyampaikan bahwa sejak kelahirannya pada 1 Juni 1945, Pancasila tidak selalu berada dalam situasi aman. Ideologi bangsa ini pernah diuji, diganggu, bahkan beberapa kali hendak digantikan.

Ia menyampaikan kekhawatirannya: jika Pancasila kehilangan peran sentralnya, maka Indonesia akan kehilangan arah dan jangkar sebagai negara. Bukan hanya tatanan politik yang akan terguncang, tetapi juga kehidupan sosial masyarakat.

“Tanpa Pancasila, tidak ada pijakan bersama untuk menyelesaikan konflik. Jika itu terjadi, maka yang muncul adalah pertarungan identitas dan ideologi yang tak berujung,” tegas Muzani. Ia mengingatkan bahwa mengganti Pancasila dengan ideologi lain akan membuat sebagian warga merasa terpinggirkan di negeri sendiri, yang bisa berujung pada ketidakadilan, perpecahan, dan disintegrasi.

Ia mencontohkan, jika Pancasila digantikan oleh kapitalisme ekstrem, maka keadilan sosial akan lenyap, dan kekuasaan hanya akan dimiliki oleh mereka yang memiliki modal.

Pesan Khusus untuk Generasi Muda

Kepada generasi milenial, Muzani menyampaikan pesan penuh makna: bahwa generasi saat ini tidak diwarisi sebongkah batu mati, melainkan nyala api yang harus terus dijaga dan dibawa ke mana pun.

“Selama api itu tetap menyala, Indonesia akan selalu punya arah. Itulah makna sejati dari Pancasila,” ujarnya.

Baca Juga:  Prabowo Subianto Tegaskan MBG Harus Bebas dari Insiden, BGN Canangkan Nol Kecelakaan

Ia menambahkan, tanpa Pancasila, bangsa ini bukan hanya akan kehilangan sejarahnya, tapi juga masa depannya. Oleh karena itu, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus berikhtiar mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila melalui berbagai program konkrit, mulai dari pemberantasan kemiskinan dan korupsi hingga penguatan UMKM dan sektor ekonomi rakyat lainnya.

BPIP: Ruang Strategis untuk Refleksi dan Sinergi

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPIP Prof. Yudian Wahyudi menyampaikan bahwa forum sarasehan ini menjadi ajang penting bagi dialog lintas sektor dan wilayah dalam memperkuat pemahaman geopolitik dari sudut pandang kebangsaan.

Ia menjelaskan, kegiatan ini bertujuan membangun sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sipil dalam merumuskan strategi yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila untuk menjawab tantangan global yang terus berkembang.

“Acara ini bukan hanya wadah refleksi, tetapi juga upaya merumuskan langkah-langkah konkret untuk menjaga arah kebangsaan di tengah perubahan dunia yang kompleks,” jelas Yudian.

Acara tersebut turut dihadiri oleh jajaran pimpinan MPR seperti Kahar Muzakir, Lestari Moerdijat, Hidayat Nur Wahid, dan Eddy Soeparno. Juga hadir para pejabat dari DPR dan DPD, perwakilan menteri, gubernur, wali kota, hingga tokoh-tokoh nasional lainnya.

Berita Terkait

Sri Mulyani Terima Dana Pensiun dari Taspen, Berapa Jumlahnya?
Soal Dualisme di Tubuh PPP, Ini Respons Kementerian Hukum
PPPA Ingatkan Pentingnya Higienitas dan Inovasi Daerah dalam Pelaksanaan Program MBG
Wapres Tak Akan Permanen Berkantor di Papua, Tapi Bisa Lakukan Kunjungan Kerja
Tom Lembong di Persimpangan Hukum: Dari Kabinet ke Kursi Terdakwa
Raja Juli Antoni Ingin Standar Keamanan Pendakian Gunung Diperketat
Sufmi Dasco, Sosok Tenang di Balik Banyak Solusi Politik
Gibran Blusukan ke Blitar, Ziarah ke Makam Bung Karno Jadi Awal Kunjungan
Berita ini 5 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 15:50 WIB

Sri Mulyani Terima Dana Pensiun dari Taspen, Berapa Jumlahnya?

Rabu, 1 Oktober 2025 - 15:46 WIB

Soal Dualisme di Tubuh PPP, Ini Respons Kementerian Hukum

Minggu, 28 September 2025 - 13:48 WIB

PPPA Ingatkan Pentingnya Higienitas dan Inovasi Daerah dalam Pelaksanaan Program MBG

Kamis, 10 Juli 2025 - 11:45 WIB

Wapres Tak Akan Permanen Berkantor di Papua, Tapi Bisa Lakukan Kunjungan Kerja

Jumat, 4 Juli 2025 - 10:19 WIB

Tom Lembong di Persimpangan Hukum: Dari Kabinet ke Kursi Terdakwa

Berita Terbaru

Politik

Soal Dualisme di Tubuh PPP, Ini Respons Kementerian Hukum

Rabu, 1 Okt 2025 - 15:46 WIB