mediarelasi.id – Musim 2024/2025 menjadi titik nadir bagi dua klub elite Eropa—AC Milan dan Manchester United. Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, kedua tim harus menerima kenyataan pahit: gagal lolos ke kompetisi Eropa di musim berikutnya.
Kegagalan ini bukan hanya menyentuh aspek prestasi, tetapi juga membawa konsekuensi besar dari sisi finansial dan strategi jangka panjang klub. Dua kekuatan besar sepak bola Eropa ini kini dituntut untuk melakukan pembenahan total.
Milan Kandas di Dua Kompetisi
AC Milan yang sempat diharapkan bisa menyelamatkan musim lewat jalur Coppa Italia, harus gigit jari usai kalah tipis 0-1 dari Bologna di final. Di Serie A sendiri, performa Rossoneri juga jauh dari harapan. Kekalahan 1-3 dari AS Roma di pekan ke-37 memastikan mereka tergelincir ke posisi ke-9, dan praktis tertutup peluang untuk tampil di kompetisi Eropa 2025/2026.
Manajer Sergio Conceicao, yang sempat memberi harapan lewat gelar Piala Super Italia, mengakui musim ini sebagai kegagalan besar dan menyerukan persatuan untuk membangun ulang tim.
United, Terburuk dalam Setengah Abad
Di sisi lain, Manchester United juga mengalami musim yang mengecewakan. Kekalahan 0-1 dari Tottenham Hotspur di final Liga Europa menutup jalan mereka ke Liga Champions. Di Premier League pun, mereka hanya mampu bertengger di peringkat ke-16, pencapaian terburuk klub dalam lebih dari 50 tahun.
Manajer Ruben Amorim bahkan secara terbuka menyatakan kesediaannya untuk mundur jika memang dibutuhkan, mencerminkan krisis kepercayaan yang tengah melanda Old Trafford.
Dampak Besar di Balik Ketidakhadiran
Ketiadaan kedua tim ini di panggung Eropa bukan sekadar statistik. Pendapatan dari hak siar, sponsor, dan laga kandang dipastikan terpangkas drastis. Bagi AC Milan, absennya kompetisi Eropa berarti penyesuaian besar dalam strategi belanja pemain dan perencanaan skuad. Begitu pula dengan MU, yang harus berpikir ulang tentang arah dan struktur manajerial klub ke depan.
Langkah Selanjutnya
Bagi Milan, fokus musim depan akan tertuju pada kebangkitan di Serie A dan peremajaan tim. Sedangkan bagi United, tantangannya lebih besar—membangun ulang fondasi klub dan memulihkan kepercayaan dari suporter yang semakin kritis.
Keduanya kini berdiri di persimpangan jalan, dan hanya strategi jangka panjang yang solid yang bisa membawa mereka kembali ke level kompetitif Eropa.