mediarelasi.id – Ruben Amorim dari Manchester United dan Ange Postecoglou yang menukangi Tottenham Hotspur sama-sama mengaku tidak gentar menghadapi ancaman kehilangan posisi mereka setelah laga final Liga Europa.
Kedua pelatih tengah disorot tajam menyusul performa kurang memuaskan di Liga Primer Inggris musim ini. Kekalahan di laga final yang digelar di Stadion San Mames, Bilbao, Spanyol, diprediksi akan semakin memperkuat tekanan terhadap mereka.
“Saya merasa pekerjaan saya di sini belum selesai,” ujar Postecoglou.
Menurutnya, Tottenham masih dalam proses pembangunan fondasi tim. Ia berharap keberhasilan merebut gelar dapat mempercepat proses tersebut. “Saya benar-benar percaya kami sedang berada di jalur membangun sesuatu yang besar. Gelar juara akan sangat membantu, tetapi saya tahu pekerjaan saya masih panjang,” lanjut pelatih asal Australia itu.
Tottenham sendiri berambisi mengakhiri puasa gelar yang sudah berlangsung sejak 2008. Mereka sempat nyaris meraihnya di final Liga Champions 2019, namun gagal. Musim ini, mereka terseok di klasemen liga, hanya mampu menempati posisi ke-17.
Sementara itu, Manchester United juga tidak jauh lebih baik, hanya satu tingkat di atas Spurs. Situasi ini membuat Amorim dalam tekanan serupa.
Pelatih asal Portugal tersebut mengakui bahwa tekanan adalah bagian dari pekerjaan, tapi ia yakin pihak klub memahami tantangan yang sedang dihadapi. “Ada banyak pelatih yang dipecat karena serangkaian hasil buruk. Tapi saya yakin orang melihat apa yang kami coba bangun di sini, kadang saya bahkan lebih mengutamakan klub daripada diri saya sendiri,” ucap Amorim.
Ia menambahkan bahwa ia akan terus berjuang untuk membuktikan dirinya kepada para penggemar dan manajemen klub.
Final ini menjadi momen penting bagi Postecoglou, yang akan mencatatkan penampilan ke-100 sebagai manajer Spurs dan berpotensi menjadi pelatih asal Australia pertama yang memimpin tim dalam partai puncak kompetisi Eropa.
“Tak ada yang pasti dalam hidup, begitu juga di dunia sepak bola,” katanya. “Yang bisa kita lakukan adalah mengambil setiap kesempatan yang datang dan memanfaatkannya sebaik mungkin, dan itulah yang selalu saya lakukan sepanjang karier saya.”
Postecoglou tidak asing dengan situasi serupa. Ia menyebut pernah berada di ambang pemecatan saat menghadapi pertandingan besar sebelumnya. “Itu bukan hal baru buat saya. Saya sudah sering mengalaminya,” ujarnya santai.
Meski pernah beberapa kali meninggalkan klub setelah meraih trofi, ia tak khawatir soal masa depan. “Saya punya keluarga yang mendukung, kehidupan yang baik, dan selama saya masih bisa memenangkan gelar, saya akan terus melangkah. Jadi, tidak perlu cemas soal masa depan saya,” tutupnya dengan tenang.