mediarelasi.id – Masa depan Marcus Rashford di Manchester United tampaknya semakin tidak menentu. Meski menunjukkan performa menjanjikan saat dipinjamkan ke Aston Villa sejak Januari 2025, penyerang timnas Inggris ini kemungkinan besar tak masuk rencana pelatih baru MU, Ruben Amorim, untuk musim mendatang.
Selama masa peminjamannya di Villa, Rashford tampil cukup produktif dengan mencetak empat gol dan lima assist. Penampilannya yang membaik bahkan membuka kembali pintu menuju timnas Inggris. Namun, Aston Villa tampaknya enggan mengaktifkan opsi permanen, terutama karena tingginya beban gaji sang pemain.
Mengantisipasi kemungkinan tidak dipermanenkan Villa, Rashford mulai mencari opsi baru. Media Spanyol Sport melaporkan bahwa sang striker sangat ingin hengkang ke Spanyol dan memperkuat raksasa LaLiga, Barcelona.
Demi mewujudkan transfer impiannya ke Camp Nou, Rashford bahkan dikabarkan bersedia menerima pemotongan gaji signifikan. Saat ini, ia mengantongi bayaran sekitar £315 ribu per pekan di MU — angka yang diyakini di luar kemampuan finansial Barcelona yang masih bergelut dengan krisis keuangan.
Rashford disebut rela menyesuaikan gaji agar bisa bergabung dengan skuad besutan Hansi Flick. Pelatih anyar Barcelona itu kabarnya menginginkan Rashford sebagai tambahan daya serang, sekaligus pelapis bagi Raphinha dan Robert Lewandowski di lini depan.
Namun, selain gaji, Barcelona juga harus mempertimbangkan biaya transfer. Manchester United disebut-sebut hanya akan melepas Rashford dengan mahar sekitar £40 juta. Ini menjadi tantangan tambahan bagi klub Catalan yang sebelumnya kesulitan mendaftarkan pemain seperti Dani Olmo dan Pau Victor karena regulasi keuangan.
Ketertarikan Rashford kepada Barcelona sendiri bukan hal baru. Pada Januari lalu, ia juga sempat mengincar kepindahan ke klub tersebut, namun situasi keuangan Blaugrana saat itu membuat transfer urung terjadi dan Rashford akhirnya dipinjamkan ke Villa.
Kini, dengan ambisi tinggi dan kesiapan berkorban dari sang pemain, kans Rashford untuk mengenakan seragam Barcelona bisa saja terwujud — asalkan klub mampu menyiasati kendala finansial yang masih membelit.