Debit Sungai Cilengkrang Menyusut, Warga dan Aktivis Lingkungan Prihatin

- Penulis Berita

Senin, 19 Mei 2025 - 16:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mediarelasi.id – Penurunan debit air Sungai Cilengkrang setelah kejadian longsor baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga serta aktivis lingkungan di Kabupaten Kuningan. Sungai yang menjadi nadi kehidupan bagi ribuan penduduk di dua kecamatan kini mengalami penurunan fungsi ekologis yang mengkhawatirkan.

H. Udin Kusnedi, warga Desa Sukamukti, Kecamatan Jalaksana, mengkritik lambannya respons pemerintah terhadap krisis air yang terjadi. Ia menyatakan bahwa perhatian selama ini hanya difokuskan pada Desa Pajambon, padahal desa-desa lain seperti Sukamukti, Gandasoli, Kalapagunung, dan sebagian wilayah Sidamulya juga terdampak.

“Jangan salah, yang terdampak bukan hanya Pajambon. Kami di sini juga mengalami hal yang sama. Diam bukan berarti tidak peduli,” ungkapnya, Minggu (18/5/2025).

Menurutnya, diperlukan langkah nyata dan segera dari pemerintah. Pasalnya, Sungai Cilengkrang menjadi sumber irigasi bagi ratusan hektare sawah yang kini terancam kekeringan. Selain longsor di jalur pendakian Lembah Cilengkrang yang merusak aliran sungai dan menutup akses wisata, pengambilan air yang tidak terkendali di bagian hulu juga disebut sebagai penyebab utama penyusutan debit air.

Baca Juga:  KPU Sulawesi Tenggara Kembalikan Sisa Anggaran Pilkada Rp40,7 Miliar ke Kas Daerah

“Sungai ini penopang hidup masyarakat. Kalau hulu rusak, dampaknya menyebar ke mana-mana. Wisata terganggu, pertanian pun terancam gagal panen,” lanjut Udin yang akrab disapa Jiud.

Sementara itu, Ketua Gema Jabar Hejo Kuningan, Daeng Ali, turut menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan di kawasan hulu Sungai Cilengkrang. Ia menekankan bahwa persoalan ini bukan hanya teknis, tapi menyangkut tanggung jawab menjaga keseimbangan alam.

“Kerusakan di hulu ibarat bom waktu. Pendekatannya harus ekologis, bukan tambal sulam. Sungai ini bagian dari sistem kehidupan masyarakat Kuningan,” ujarnya.

Baca Juga:  Wakil Wali Kota Bandung: Pemimpin Masa Depan Harus Tajam Otak, Kuat Iman, dan Luwes Hati

Ia juga menyoroti kurangnya program konservasi serta lemahnya pengawasan terhadap aktivitas eksploitasi air. Menurutnya, pengambilan air secara masif, perusakan jalur alami, serta minimnya edukasi lingkungan menjadi kombinasi berbahaya yang memperparah krisis air.

Untuk itu, Gema Jabar Hejo mendorong dilakukannya moratorium terhadap aktivitas yang memengaruhi aliran Sungai Cilengkrang. Selain itu, restorasi kawasan hulu dan upaya reboisasi juga dinilai penting sebagai solusi jangka panjang.

“Ini menyangkut masa depan. Kalau sumber air mati, kehidupan ikut terancam. Semua pihak – pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha – harus sadar dan bertindak. Kita tidak boleh tunduk pada keserakahan dan kelalaian,” tegas Daeng Ali.

Berita Terkait

Rayakan Hari Santo Fransiskus, Gereja Katolik Muntilan Gelar Pemberkatan Hewan dan Tanaman
Hari Kedua Bina Desa 2025: Kolaborasi Sehat, Literasi Hukum, dan Penguatan Petani
Bina Desa 2025 HMPSIH UNPAR: Mahasiswa Hukum Turun Tangan dalam Penguatan Sosial dan Hukum Masyarakat Desa
Angin Segar Transportasi Udara Jember: Bandara Notohadinegoro Aktif Lagi Mulai 17 Agustus
BMKG Catat Gempa M 4,7 di Laut Talaud, Sulawesi Utara
Pertamina Gandeng Seruni Bangun 16 Titik Air Bersih di Sragen
Pemprov DKI Ringankan Pajak Hotel dan Restoran, Bebaskan Denda PKB hingga Akhir Agustus
Kecelakaan Maut di Tol Pasuruan Probolinggo, Polisi Telusuri Penyebab Tabrakan
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 09:29 WIB

Rayakan Hari Santo Fransiskus, Gereja Katolik Muntilan Gelar Pemberkatan Hewan dan Tanaman

Kamis, 28 Agustus 2025 - 19:01 WIB

Hari Kedua Bina Desa 2025: Kolaborasi Sehat, Literasi Hukum, dan Penguatan Petani

Rabu, 27 Agustus 2025 - 17:50 WIB

Bina Desa 2025 HMPSIH UNPAR: Mahasiswa Hukum Turun Tangan dalam Penguatan Sosial dan Hukum Masyarakat Desa

Senin, 11 Agustus 2025 - 13:43 WIB

Angin Segar Transportasi Udara Jember: Bandara Notohadinegoro Aktif Lagi Mulai 17 Agustus

Jumat, 4 Juli 2025 - 10:30 WIB

BMKG Catat Gempa M 4,7 di Laut Talaud, Sulawesi Utara

Berita Terbaru

Politik

Soal Dualisme di Tubuh PPP, Ini Respons Kementerian Hukum

Rabu, 1 Okt 2025 - 15:46 WIB