Nama Jokowi Muncul di Bursa Ketua Umum PSI, Andy Budiman: Kita Lihat Saja Nanti

mediarelasi.id — Nama Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali mencuat di panggung politik, kali ini dalam konteks internal Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Setelah partai tersebut resmi membuka pendaftaran calon ketua umum, Jokowi disebut-sebut sebagai sosok yang mungkin masuk bursa kandidat.
Pernyataan ini diungkapkan Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, dalam keterangan pers di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PSI, Jakarta Pusat, Selasa (13/5/2025). Meski tidak mengonfirmasi secara langsung, Andy tidak menutup kemungkinan keterlibatan Jokowi dalam proses pemilihan ketua umum.
“Apakah Pak Jokowi akan maju? Kita doakan saja,” ujar Andy singkat saat menjawab pertanyaan wartawan.
Andy menyebut bahwa PSI sejak awal menjadikan Jokowi sebagai sumber inspirasi dalam merumuskan arah politik dan struktur partai. Salah satu yang paling kentara adalah adopsi konsep “partai super terbuka”, yang belakangan menjadi fondasi sistem internal PSI.
“Pak Jokowi sudah lama kami anggap sebagai mentor. Banyak nilai-nilai dan ide politik beliau yang kami adaptasi, termasuk soal keterbukaan dalam pemilihan kepemimpinan partai,” jelas Andy.
Konsep “partai super terbuka” pertama kali diperkenalkan Jokowi dalam pernyataan publik di Solo pada Maret 2025. Saat itu, ia menyampaikan visinya mengenai partai politik yang dimiliki bersama oleh seluruh anggota, bukan hanya dikuasai elite tertentu.
“Pemilihan ketua seharusnya terbuka, satu anggota satu suara. Partai harus jadi milik bersama,” ujar Jokowi dalam pernyataan yang dikutip luas media nasional.
PSI kemudian menerjemahkan ide tersebut ke dalam sistem Pemilu Raya, yaitu pemilihan langsung Ketua Umum oleh seluruh anggota secara nasional. Proses ini tengah berlangsung dan menjadi bagian dari agenda besar transformasi internal PSI menjelang Kongres pertama mereka yang dijadwalkan digelar Juli 2025 di Solo.
Jika Jokowi benar-benar masuk dalam bursa kandidat atau terlibat dalam proses tersebut, maka itu akan menjadi manuver politik yang signifikan setelah masa kepresidenannya berakhir pada 2024. Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Jokowi mengenai niatnya untuk bergabung dalam kontestasi internal partai tersebut.
Sementara itu, sejumlah nama internal seperti Kaesang Pangarep, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PSI, juga telah menyatakan kesiapan untuk kembali mencalonkan diri. Pemilihan ini akan menjadi ujian perdana implementasi sistem one member one vote dalam tubuh PSI.
Dengan dinamika yang terus berkembang, publik dan pengamat politik akan mencermati apakah keterlibatan Jokowi akan menjadi kenyataan—atau sekadar spekulasi politik pasca jabatan presiden.
Responses