Kena Sanksi FIFA, PSSI Didenda Rp 400 Juta dan Dilarang Isi Penuh GBK Saat Lawan China

- Penulis Berita

Minggu, 11 Mei 2025 - 13:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

FIFA

FIFA

mediarelasi.id – Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi menjatuhkan sanksi kepada PSSI buntut tindakan diskriminatif yang dilakukan sebagian suporter saat pertandingan Indonesia vs Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno, 25 Maret lalu, dalam lanjutan Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, mengungkapkan pada Minggu (11/5) bahwa sanksi datang dalam dua bentuk. Pertama, denda senilai lebih dari Rp 400 juta. Kedua, larangan penggunaan penuh kapasitas stadion pada laga kandang berikutnya melawan China, 5 Juni mendatang.

“FIFA mencatat insiden terjadi pada menit ke-80, di sektor 19 tribune selatan. Sekitar 200 suporter terdengar melontarkan yel-yel xenofobia yang menyinggung tim Bahrain,” jelas Arya.

Baca Juga:  Atmosfer Meriah di Stadion Manahan: Ribuan Suporter Dukung Indonesia Hadapi Filipina di Piala AFF 2024

Atas pelanggaran tersebut, FIFA memerintahkan PSSI untuk menutup 15 persen kapasitas stadion, khususnya di tribune utara dan selatan – dua sektor yang biasanya dipadati kelompok suporter fanatik seperti La Grande Indonesia dan Ultras Garuda.

Meski begitu, FIFA memberi kelonggaran dengan syarat ketat. Kursi-kursi di sektor yang dibatasi dapat tetap diisi, namun hanya oleh komunitas tertentu seperti pelajar, perempuan, atau organisasi yang mengusung pesan anti-diskriminasi.

“Kita harus mengirim rencana tempat duduk ke FIFA paling lambat 10 hari sebelum pertandingan. Jika ingin tetap mengisi 15 persen kursi itu, maka harus jelas siapa yang duduk di sana, dan mereka wajib membawa atribut kampanye anti-diskriminasi,” tambah Arya.

Baca Juga:  Napoli Rebut Scudetto Serie A 2024/25 Usai Tundukkan Cagliari

Lebih lanjut, FIFA juga meminta PSSI menyusun strategi menyeluruh untuk memberantas diskriminasi di sepak bola nasional. Hal ini mencakup edukasi suporter, kampanye kesetaraan, hingga tindakan tegas atas ujaran kebencian dan rasisme.

“FIFA menekankan prinsip kemanusiaan, kesetaraan, dan saling menghormati. Tidak ada ruang untuk ujaran kebencian atau rasisme di sepak bola. Ini pelajaran pahit yang harus kita tanggung bersama, dan ke depan, literasi serta edukasi jadi kunci,” tegas Arya.

Berita Terkait

Persiapan Piala Presiden 2025, Panitia Tinjau Dua Stadion Andalan
Yokohama FC vs Kawasaki Frontale: Duel Dua Kutub di Mitsuzawa Stadium
Adi Satryo Resmi Berkostum Arema FC untuk Musim 2025/2026
Trent Alexander-Arnold Tegaskan Tujuan Utama di Real Madrid Bukan Ballon d’Or
Piala Dunia Klub 2025: Oscar Ustari Jadi Pahlawan, Inter Miami Ditahan Imbang Al Ahly
Daftar Lengkap 27 Pemain Manchester City di Piala Dunia Antarklub 2025, Ada Haaland dan Banyak Wajah Baru
Saddil Ramdani, Anak Muna yang Kini Berseragam Maung Bandung
Timnas Menang Tipis atas Tiongkok, Lolos ke Babak Selanjutnya Kualifikasi Piala Dunia 2026
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:16 WIB

Persiapan Piala Presiden 2025, Panitia Tinjau Dua Stadion Andalan

Minggu, 15 Juni 2025 - 13:02 WIB

Yokohama FC vs Kawasaki Frontale: Duel Dua Kutub di Mitsuzawa Stadium

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:57 WIB

Adi Satryo Resmi Berkostum Arema FC untuk Musim 2025/2026

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:46 WIB

Trent Alexander-Arnold Tegaskan Tujuan Utama di Real Madrid Bukan Ballon d’Or

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:22 WIB

Piala Dunia Klub 2025: Oscar Ustari Jadi Pahlawan, Inter Miami Ditahan Imbang Al Ahly

Berita Terbaru

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Teknologi dan Sains

Bolu Meranti Tekan Biaya Energi hingga 50% Berkat Gas Bumi PGN

Kamis, 26 Jun 2025 - 13:47 WIB