Putin Ajak Ukraina ke Meja Perundingan, Eropa Desak Gencatan Senjata 30 Hari

Putin

mediarelasi.id – Presiden Rusia Vladimir Putin mengundang Ukraina untuk melakukan perundingan langsung pada 15 Mei mendatang, hanya beberapa jam setelah para pemimpin Eropa menyerukan gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari.

Ajakan ini disampaikan Putin dalam pidato malam yang jarang digelar dan disiarkan langsung dari Kremlin, Sabtu (10/5/2025). Ia menyebut bahwa Rusia siap menggelar “negosiasi serius” demi “menuju perdamaian yang kokoh dan berkelanjutan”.

Sebelumnya di hari yang sama, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengunjungi Kyiv bersama para pemimpin Prancis, Jerman, dan Polandia. Mereka mendorong Moskow agar menyetujui jeda pertempuran di darat, laut, dan udara mulai Senin depan.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, merespons dengan hati-hati. Ia menyatakan Rusia akan “mempertimbangkan secara saksama” usulan itu, namun memperingatkan bahwa “upaya menekan kami tidak akan berhasil”.

Putin sendiri tidak secara langsung menanggapi permintaan gencatan senjata 30 hari, tetapi mengatakan bahwa dirinya “tidak menutup kemungkinan” tercapainya kesepakatan gencatan baru dalam pembicaraan dengan Ukraina. Ia mengusulkan Istanbul, Turki, sebagai lokasi dialog seperti yang pernah dilakukan sebelumnya, dan mengaku akan berbicara dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk membahas detailnya.

Hingga berita ini ditulis, pihak Kyiv belum memberikan tanggapan atas undangan tersebut.

Dalam konferensi pers bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, para pemimpin Eropa memperingatkan bahwa Rusia akan menghadapi sanksi baru berskala besar di sektor energi dan perbankan jika menolak gencatan senjata. Mereka juga mengklaim telah berkonsultasi dengan Presiden AS Donald Trump, yang disebut mendukung penuh inisiatif tersebut.

“Ini adalah tuntutan yang harus dipenuhi,” kata Starmer kepada BBC, mengutip pernyataan Trump.

Zelensky mengapresiasi dukungan negara-negara sekutu. “Hari ini kita fokus pada bagaimana membangun dan menjamin keamanan yang nyata dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Peskov menilai tekanan dari Eropa cenderung bersifat konfrontatif daripada mengarah pada pemulihan hubungan. Ia juga menuduh Barat terus mempersenjatai Ukraina alih-alih mendorong perdamaian.

Putin menyebut bahwa tawaran dialog ini adalah “langkah awal menuju perdamaian jangka panjang”, bukan sekadar “jeda untuk persiapan perang berikutnya”. Ia juga mengklaim Ukraina telah beberapa kali mengabaikan proposal gencatan senjata dari Rusia, termasuk gencatan 30 hari untuk infrastruktur energi dan gencatan saat Paskah bulan lalu.

Terakhir, Rusia mengumumkan gencatan sepihak selama tiga hari bertepatan dengan peringatan Perang Dunia II, yang berakhir pada Sabtu tengah malam. Namun, Ukraina menolak langkah tersebut dan menyebutnya “pertunjukan teatrikal”. Kedua belah pihak kemudian saling menuduh melakukan pelanggaran.

Menutup pernyataannya, Putin berkata: “Meski begitu, kami tetap menawarkan pada otoritas Kyiv untuk melanjutkan dialog… dialog langsung, saya tekankan, tanpa prasyarat.”

Perundingan langsung terakhir antara Rusia dan Ukraina berlangsung pada 2022, tahun ketika invasi skala penuh pertama kali dimulai.

Related Articles

Responses

Your email address will not be published. Required fields are marked *